Palu, (antarasulteng.com) - Produksi limbah medis atau limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya) pada Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu, Sulawesi Tengah, bervariasi antara 500 kg hingga satu ton setiap bulan.
"Produksi limbah medis di sini sangat bervariasi," ungkap Direktur RSUD Undata Palu, dr. Renny A Lamadjido saat ditemui Antara, Rabu.
Ia mengatakan proses penanganan dan pengolahan limbah medis tersbeut melibatkan pihak ketiga yakni PT. Multazam.
Lewat perusahaan itu, limbah medis di RS tersebut dibawa ke Jakarta lewat Pelabuhan Makassar.
Sebelum dibawa ke Jakarta, limbah itu dimasukan ke dalam kantongan plastik, kemudian dikarungkan dan dibuang ke tempat pembuangan sementara yang terletak di Jalan Dr. Soeharso Palu.
Di tempat pembuangan sementara itu, limbah medis tersebut ditimbang dan kemudian dipacking, lalu dimuat ke dalam kontainer untuk diangkut dengan kendaraan darat menuju Kota Makassar.
"Pengelolaannya yakni setiap limbah medis di RS dimasukan ke dalam plastik yang sudah disiapkan, kemudian dikarungkan dan dibuang ke tempat pembuangan sementara, lalu dikirim ke Makassar dan diteruskan ke Jakarta," ujar mantan Direktur RSU Anutapura milik Pemkot Palu itu.
Ia menyebutkan bahwa limbah medis dibuang sementara ke eks RSUD Undata di Jalan Dr. Soeharso karena RSUD Undata yang saat ini terletak di Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo, belum memiliki tempat pembuangan dan penyimpanan sementara limbah medis.
Pihaknya tengah berupaya membangun tempat penyimpanan sementara limbah medis yang membutuhkan dukungan dana dari pemerintah provinsi.
"Kami terus berupaya mengelolah limbah medis sesuai petunjuk pemerintah, yang tertuang dalam ketentuan perundang-undangan, olehnya perlu ada tempat penyimpanan dan pembuangan limbah medis sementara di lingkungan RS Undata," ujar Renny.