Dinkes Palu pilah lansia komorbid agar tidak bebani target vaksinasi

id Dinkespalu, Deni Taufan, surveilans, Rochmat, Pemkotpalu, vaksinasi lansia, Sulteng, pencegahan COVID-19,Dinkes Palu pil

Dinkes Palu  pilah lansia komorbid agar tidak bebani target vaksinasi

Seorang warga di suntik vaksin COVID-19 pada kegiatan Festival vaksin dilaksanakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bekerja sama dengan Pemerintah Kota, Polres Palu dan Kodim 1306/Donggala guna memasifkan masyarakat terlibat, Jumat (18/6/2021). ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kota Palu, Sulawesi Tengah sedang memilah warga lanjut usia (lansia) yang memiliki penyakit penyerta/komorbid agar dipisahkan dari data yang memenuhi syarat supaya tidak membebani target vaksinasi COVID-19 khusus kelompok rentan.
 
"Iya, kami sedang melakukan pemilahan. Sejauh ini belum tergambar jumlah lansia yang tidak dapat divaksinasi COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Deni Taufan yang ditemui, di Palu, Senin.
 
Ia menjelaskan, beberapa waktu lalu pihaknya telah mengumpulkan lansia sebanyak 84 orang, untuk menjalani vaksinasi COVID-19, namun yang memenuhi syarat hanya lima orang. kemudian setelah dilakukan tes kesehatan oleh dokter yang bertugas, hanya dua lansia berhasil disuntik vaksin, tiga orang lainnya mengalami tekanan (hipertensi), sehingga dilakukan penundaan.
 
Oleh karena itu, berangkat dari hasil pemilahan nanti selanjutnya akan disampaikan ke Kementerian Kesehatan agar jumlah lansia Kota Palu sebanyak 21.459 jiwa yang ditargetkan dapat dikurangi dan ditangani secara bijaksana.

"Kalau tidak ada kebijaksanaan, maka sulit kami mencapai target tersebut, di satu sisi ada lansia yang memang tidak bisa divaksinasi karena faktor kesehatannya," ujar Deni.

Ketua Tim Surveilans Dinkes Kota Palu dr Rochmat memaparkan, capaian persentasi vaksinasi COVID-19 terhadap lansia pada dosis pertama kurang lebih 29,39 persen, lalu dosis kedua kurang lebih 23,24 persen atau sekitar 6.603 jiwa tervaksinasi dari target 21.459 jiwa lansia.
 
Jika proses pemilahan sudah tergambar jumlah lansia yang tidak dapat divaksinasi, diharapkan, dapat menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Pusat dengan menurunkan jumlah sasaran target.
 
"Sejauh ini, kami terus berupaya membuka ruang edukasi kepada warga bahwa vaksinasi itu penting, termasuk sosialisasi pencegahan penularan COVID-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Apa yang kami lakukan agar masyarakat memiliki kesadaran dalam menerapkan rambu-rambu yang sudah dianjurkan pemerintah," ucap Rochmat.
 
Ia menambahkan, selain vaksinasi, pihaknya juga melibatkan warga pada masing-masing kelurahan kurang lebih 160 orang menjadi relawan untuk membantu pemerintah melaksanakan kegiatan testing, tracing dan treatmen (3T) dengan tujuan memudahkan pelacakan orang-orang terpapar COVID-19.
 
"Tugas mereka melakukan pemantauan dan penilaian di lapangan, dan orang-orang yang terlibat telah dilatih, dengan begitu diharapkan lebih cepat teridentifikasi terhadap warga yang menunjukkan gejala COVID-19, sehingga proses pencegahannya lebih optimal," demikian Rochmat.