Parigi Moutong siap hadapi ancaman bencana hidrometeorologi

id Mitigasi, bpbdparimo, Moh Rifai, hidrometeorologi, la Nina, cuaca buruk, bencana

Parigi Moutong  siap hadapi ancaman bencana hidrometeorologi

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, Moh Rifai. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah siap menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi akibat dampak fenomena La Nina.
 
"Kesiapan-kesiapan itu kami sudah awali lewat berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada warga," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Moh Rifai yang ditemui di Parigi, Kamis.
 
Ia menjelaskan, sebagai upaya mitigasi, pihaknya selalu memperbaharui informasi prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk di disebar luaskan ke publik dan dijadikan panduan menjalankan aktivitas di luar rumah.
 
Rilis prakiraan cuaca BMKG, dapat juga diakses warga melalui aplikasi sistem informasi kebencanaan berbasis daring (Sibimo), yang sengaja dibuat sebagai bentuk inovasi dalam rangka mendeteksi, memitigasi dan pemetaan sebagai rangkaian penanggulangan kedaruratan dan pemulihan setelah peristiwa bencana.
 
Selan itu, langkah koordinasi juga telah dibangun dengan berbagai pihak berkepentingan, termasuk pemangku kepentingan yang berada di tingkat desa dan kecamatan dalam rangka upaya antisipasi.
 
Ia memaparkan, beberapa bulan terakhir sejumlah desa di kecamatan Tomini tiga kali dilanda banjir akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sehingga air sungai meluap hingga merendam pemukiman penduduk.
 
"Sejumlah wilayah ini selalu menjadi langganan banjir, masalah di sana cukup kompleks sehingga penanganan butuh keterlibatan lintas sektor. Olehnya dengan kolaborasi ini diharapkan peristiwa itu tidak berulang," ujar Rifai.
Banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah setelah di guyur hujan lebat pada Minggu (12/9/2021). ANTARA/HO-media sosial
Parigi Moutong, katanya, salah satu daerah di Sulteng sering mengalami banjir saat cuaca ekstrem, karena memiliki banyak anak sungai, di tambah lagi topografi daerah sebagian besar berbukit dan perairan, sehingga bila sewaktu-waktu hujan dengan intensitas tinggi, air dengan cepat meluncur ke hilir.
 
Bahkan, tidak jarang air membawa material lumpur maupun potongan-potongan kayu dari atas gunung.
 
"Karena peristiwa ini sering berulang pada lokasi yang sama, tentunya harus menjadi pelajaran dan pengalaman bagi warga untuk melakukan upaya-upaya pencegahan, agar dampak ditimbulkan tidak mengancam keselamatan jiwa dan harta benda," ucap Rifai.
 
Ia menambahkan, fenomena La Nina sudah tentu menimbulkan curah hujan yang signifikan dari situasi normal, dengan begitu tentunya sangat berpotensi menimbulkan dampak.
 
"Guna meminimalkan dampak, tentunya mitigasi di perkuat apa lagi Parigi Moutong telah miliki aplikasi sistem informasi kebencanaan berbasis daring. Sayak kira perangkat ini harus di manfaatkan semaksimal mungkin," demikian Rifai.