Kerja keras Sulteng lindungi tumbuh kembang anak dari bahaya COVID-19
Palu (ANTARA) - Meski berbeda dari sisi fisik dan pemikiran dengan orang dewasa, anak menjadi satu komponen yang harus dilindungi tumbuh kembangnya oleh pemerintah dari bahaya pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, pemerintah menjadikan anak usia 6-11 tahun sebagai satu komponen sasaran vaksinasi, selain orang dewasa dan lansia, di tengah pandemi COVID-19.
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura memerintahkan kepada bupati dan wali kota se-Sulteng agar segera melakukan vaksinasi khusus anak usia 6-11 tahun.
Perintah itu tertuang dalam Surat Gubernur Sulteng nomor 443.1/77/Satgas COVID-19 tentang tindak lanjut pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pada anak usia 6-11 tahun dengan jenis vaksin yang digunakan, yakni Sinovac.
Ia meminta pemerintah kabupaten dan kota, agar mempercepat vaksinasi COVID-19 khusus anak, selain untuk membangun kekebalan komunal dari bahaya virus tersebut, juga agar anak-anak segera dapat mengikuti pembelajaran di sekolah secara tatap muka langsung.
Gubernur Rusdy juga memastikan akan membantu pemerintah kabupaten dan kota terkait dengan vaksinasi anak usia 6-11 tahun, yang menyentuh angka ratusan ribu anak sebagai sasaran.
Dukungan Pemprov Sulteng terhadap kabupaten dan kota berupa suplai stok vaksin, sarana yang dibutuhkan, dan lainnya untuk kelancaran vaksinasi.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng hingga saat ini menunggu pasokan stok vaksin dari pemerintah pusat, yang selanjutnya akan didistribusikan ke pemerintah kabupaten dan kota.
"Sebenarnya stok vaksin untuk vaksinasi anak masih ada, hanya saja masih kurang, sehingga kita menunggu dulu dari Jakarta agar secepatnya kita memulai vaksinasi untuk anak-anak di Sulteng," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dr. I Komang Adi Sujendra
Pemerintah Provinsi Sulteng telah memohon kepada pemerintah pusat di Jakarta, agar segera menyuplai kebutuhan vaksin untuk kelancaran vaksinasi COVID-19.
Vaksinasi anak
Bersandar pada surat edaran Gubernur Sulteng Nomor 443.1/77/Satgas COVID-19 tentang tindak lanjut pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun, pemerintah kabupaten dan kota se-Sulteng mulai menggencarkan vaksinasi.
Pemerintah Kabupaten Sigi misalnya, memulai vaksinasi anak pada Rabu (19/1). Vaksinasi anak usia 6-11 tahun menargetkan 27.000 anak sebagai sasaran.
Sebelum memulai vaksinasi anak, terlebih dahulu Pemkab Sigi bersama Polres dan TNI, serta pihak-pihak terkait lainnya menyosialisasikan vaksinasi anak tersebut ke sekolah-sekolah.
Sosialisasi itu, untuk membangun kesadaran masyarakat dan anak agar bersedia mengikuti vaksinasi, serta bentuk langkah kontra pemerintah atas hoaks mengenai vaksinasi.
"Sosialisasi manfaat vaksinasi, menjadi langkah awal untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman warga dan anak terhadap vaksinasi. Sosialisasi ini juga sebagai kontra terhadap informasi-informasi hoaks yang tersebar di media sosial, mengenai vaksinasi COVID-19," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan.
Pemkab Sigi juga sedang melakukan validasi data jumlah sasaran vaksinasi COVID-19 khusus anak.
"Jadi, data menjadi hal yang sangat penting, yang harus segera kami tuntaskan," ujarnya.
Pemerintah Sigi menargetkan vaksinasi khusus anak dimulai dari wilayah-wilayah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan, seperti Kecamatan Sigi Biromaru.
Pemerintah Kota Palu juga memulai vaksinasi COVID khusus anak pada Rabu (19/1). Terdapat 38 ribu anak usia 6-11 tahun di Kota Palu menjadi sasaran vaksinasi.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid meminta sekolah menggencarkan sosialisasi kepada para orang tua dan wali murid mengenai pentingnya vaksinasi bagi pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang aman dari penularan virus corona.
Ia juga meminta sekolah melaporkan data anak-anak yang memiliki penyakit peserta agar mereka bisa menjalani pemeriksaan khusus sebelum menjalani vaksinasi.
"Wali murid dan pihak sekolah saling bekerja sama. Khusus pemeriksaan terhadap anak memiliki komorbid, saya telah menginstruksikan puskesmas agar melayani dengan baik serta tidak memungut biaya pemeriksaan kepada siswa," kata dia.
Ia mendorong vaksinasi anak lancar supaya pembelajaran tatap muka di sekolah berlangsung lancar juga.
"Kami berharap dengan vaksinasi lanjutan terhadap anak usia enam sampai 11 tahun berjalan tanpa kendala, besar kemungkinan ke depan tidak ada lagi pembatasan (dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar)," katanya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dengan menargetkan 45.704 anak usia 6-11 tahun menjadi sasaran vaksinasi, termasuk siswa madrasah.
Dorongan
Pemerintah mengakui bahwa kesukseskan vaksinasi anak usia 6-11 tahun harus mendapat dorongan dari semua pihak, salah satunya orang tua.
Gubernur Rusdy meminta kepada orang tua agar mengikutkan anaknya pada vaksinasi COVID-19 demi kelangsungan dan kesehatan anak dalam tumbuh kembangnya.
Sejalan dengan Gubernur Sulteng itu, Bupati Sigi Mohamad Irwan meminta semua orang tua di daerah itu mendorong anak mereka, khususnya usia 6-11 tahun, untuk ikut vaksinasi COVID-19 agar terhindar dari penularan virus corona baru tersebut dengan variannya.
Pemerintah Kabupaten Sigi mencatat terdapat 24.977 anak usia 6-11 tahun dinyatakan sebagai siswa aktif yang tersebar di 265 Sekolah Dasar di 177 desa se-Kabupaten Sigi, yang menjadi sasaran vaksinasi, dari total target sasaran 27.000 anak.
Ia mengakui dalam pelaksanaan vaksinasi anak ini, terkadang orang tua menginginkan anaknya ikut vaksinasi, namun anaknya yang tidak bersedia ikut.
"Ada juga, anaknya bersedia akan tetapi orang tuanya yang tidak mau. Olehnya, pemerintah daerah butuh dukungan orang tua terkait vaksinasi anak," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Sigi menyatakan vaksin yang digunakan jenis Sinovac, sedangkan dosis vaksin yang disuntikkan kepada anak berbeda dengan dosis vaksin kepada orang dewasa.
Ia memastikan vaksinasi tidak memberikan efek samping yang berlebihan.
Pemerintah Kabupaten Sigi memastikan bahwa vaksin yang digunakan telah melewati uji kelayakan dan proses medis yang panjang, sehingga dapat dijamin keamanan dan manfaatnya bagi tubuh manusia.
"Walaupun begitu, kami pemerintah daerah bersama mitra terkait tetap menggencarkan sosialisasi keamanan dan manfaat vaksinasi, untuk melawan informasi hoaks mengenai vaksin yang beredar," katanya.
Ia mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar dalam menyukseskan vaksinasi yaitu adanya hoaks, sehingga masyarakat, termasuk orang tua, enggan untuk mengikuti vaksinasi, termasuk mengikutkan anaknya pada program vaksinasi.
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong juga menginstruksikan pihak sekolah memastikan siswa dan siswi divaksinasi harus mendapat izin orang tua atau wali murid.
"Izin orang tua dibuatkan dalam surat pernyataan dan izin dari orang tua penting untuk pelaksanaan vaksinasi bagi anak sekolah," kata Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parigi Moutong Ibrahim.
Pihak sekolah tidak boleh memaksa murid tanpa ada persetujuan dari wali murid, sedangkan isi pernyataan itu cukup dibuat singkat yakni tentang bersedia atau tidak bersedia divaksin. Oleh karena itu, perlu pendekatan persuasif dalam menyukseskan program vaksinasi.
Di Parigi Moutong, katanya, masih banyak orang tua belum mengizinkan anak mereka divaksinasi, sehingga Dinas Pendidikan melalui masing-masing satuan pendidikan melakukan sosialisasi dan edukasi agar program dilaksanakan pemerintah dalam rangka mencegah penularan COVID-19 yang masif, dapat terlaksana dengan baik.
Meski begitu, Pemkab Parigi Moutong mengajak semua pihak agar turut serta menyukseskan program ini, dengan tujuan cepat terbentuk kekebalan komunal komunal, supaya tidak mudah terpapar virus. Apalagi saat ini muncul varian baru, Omicron yang dinilai cepat menular.
Oleh karena itu, pemerintah menjadikan anak usia 6-11 tahun sebagai satu komponen sasaran vaksinasi, selain orang dewasa dan lansia, di tengah pandemi COVID-19.
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura memerintahkan kepada bupati dan wali kota se-Sulteng agar segera melakukan vaksinasi khusus anak usia 6-11 tahun.
Perintah itu tertuang dalam Surat Gubernur Sulteng nomor 443.1/77/Satgas COVID-19 tentang tindak lanjut pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pada anak usia 6-11 tahun dengan jenis vaksin yang digunakan, yakni Sinovac.
Ia meminta pemerintah kabupaten dan kota, agar mempercepat vaksinasi COVID-19 khusus anak, selain untuk membangun kekebalan komunal dari bahaya virus tersebut, juga agar anak-anak segera dapat mengikuti pembelajaran di sekolah secara tatap muka langsung.
Gubernur Rusdy juga memastikan akan membantu pemerintah kabupaten dan kota terkait dengan vaksinasi anak usia 6-11 tahun, yang menyentuh angka ratusan ribu anak sebagai sasaran.
Dukungan Pemprov Sulteng terhadap kabupaten dan kota berupa suplai stok vaksin, sarana yang dibutuhkan, dan lainnya untuk kelancaran vaksinasi.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng hingga saat ini menunggu pasokan stok vaksin dari pemerintah pusat, yang selanjutnya akan didistribusikan ke pemerintah kabupaten dan kota.
"Sebenarnya stok vaksin untuk vaksinasi anak masih ada, hanya saja masih kurang, sehingga kita menunggu dulu dari Jakarta agar secepatnya kita memulai vaksinasi untuk anak-anak di Sulteng," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dr. I Komang Adi Sujendra
Pemerintah Provinsi Sulteng telah memohon kepada pemerintah pusat di Jakarta, agar segera menyuplai kebutuhan vaksin untuk kelancaran vaksinasi COVID-19.
Vaksinasi anak
Bersandar pada surat edaran Gubernur Sulteng Nomor 443.1/77/Satgas COVID-19 tentang tindak lanjut pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun, pemerintah kabupaten dan kota se-Sulteng mulai menggencarkan vaksinasi.
Pemerintah Kabupaten Sigi misalnya, memulai vaksinasi anak pada Rabu (19/1). Vaksinasi anak usia 6-11 tahun menargetkan 27.000 anak sebagai sasaran.
Sebelum memulai vaksinasi anak, terlebih dahulu Pemkab Sigi bersama Polres dan TNI, serta pihak-pihak terkait lainnya menyosialisasikan vaksinasi anak tersebut ke sekolah-sekolah.
Sosialisasi itu, untuk membangun kesadaran masyarakat dan anak agar bersedia mengikuti vaksinasi, serta bentuk langkah kontra pemerintah atas hoaks mengenai vaksinasi.
"Sosialisasi manfaat vaksinasi, menjadi langkah awal untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman warga dan anak terhadap vaksinasi. Sosialisasi ini juga sebagai kontra terhadap informasi-informasi hoaks yang tersebar di media sosial, mengenai vaksinasi COVID-19," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan.
Pemkab Sigi juga sedang melakukan validasi data jumlah sasaran vaksinasi COVID-19 khusus anak.
"Jadi, data menjadi hal yang sangat penting, yang harus segera kami tuntaskan," ujarnya.
Pemerintah Sigi menargetkan vaksinasi khusus anak dimulai dari wilayah-wilayah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan, seperti Kecamatan Sigi Biromaru.
Pemerintah Kota Palu juga memulai vaksinasi COVID khusus anak pada Rabu (19/1). Terdapat 38 ribu anak usia 6-11 tahun di Kota Palu menjadi sasaran vaksinasi.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid meminta sekolah menggencarkan sosialisasi kepada para orang tua dan wali murid mengenai pentingnya vaksinasi bagi pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang aman dari penularan virus corona.
Ia juga meminta sekolah melaporkan data anak-anak yang memiliki penyakit peserta agar mereka bisa menjalani pemeriksaan khusus sebelum menjalani vaksinasi.
"Wali murid dan pihak sekolah saling bekerja sama. Khusus pemeriksaan terhadap anak memiliki komorbid, saya telah menginstruksikan puskesmas agar melayani dengan baik serta tidak memungut biaya pemeriksaan kepada siswa," kata dia.
Ia mendorong vaksinasi anak lancar supaya pembelajaran tatap muka di sekolah berlangsung lancar juga.
"Kami berharap dengan vaksinasi lanjutan terhadap anak usia enam sampai 11 tahun berjalan tanpa kendala, besar kemungkinan ke depan tidak ada lagi pembatasan (dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar)," katanya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dengan menargetkan 45.704 anak usia 6-11 tahun menjadi sasaran vaksinasi, termasuk siswa madrasah.
Dorongan
Pemerintah mengakui bahwa kesukseskan vaksinasi anak usia 6-11 tahun harus mendapat dorongan dari semua pihak, salah satunya orang tua.
Gubernur Rusdy meminta kepada orang tua agar mengikutkan anaknya pada vaksinasi COVID-19 demi kelangsungan dan kesehatan anak dalam tumbuh kembangnya.
Sejalan dengan Gubernur Sulteng itu, Bupati Sigi Mohamad Irwan meminta semua orang tua di daerah itu mendorong anak mereka, khususnya usia 6-11 tahun, untuk ikut vaksinasi COVID-19 agar terhindar dari penularan virus corona baru tersebut dengan variannya.
Pemerintah Kabupaten Sigi mencatat terdapat 24.977 anak usia 6-11 tahun dinyatakan sebagai siswa aktif yang tersebar di 265 Sekolah Dasar di 177 desa se-Kabupaten Sigi, yang menjadi sasaran vaksinasi, dari total target sasaran 27.000 anak.
Ia mengakui dalam pelaksanaan vaksinasi anak ini, terkadang orang tua menginginkan anaknya ikut vaksinasi, namun anaknya yang tidak bersedia ikut.
"Ada juga, anaknya bersedia akan tetapi orang tuanya yang tidak mau. Olehnya, pemerintah daerah butuh dukungan orang tua terkait vaksinasi anak," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Sigi menyatakan vaksin yang digunakan jenis Sinovac, sedangkan dosis vaksin yang disuntikkan kepada anak berbeda dengan dosis vaksin kepada orang dewasa.
Ia memastikan vaksinasi tidak memberikan efek samping yang berlebihan.
Pemerintah Kabupaten Sigi memastikan bahwa vaksin yang digunakan telah melewati uji kelayakan dan proses medis yang panjang, sehingga dapat dijamin keamanan dan manfaatnya bagi tubuh manusia.
"Walaupun begitu, kami pemerintah daerah bersama mitra terkait tetap menggencarkan sosialisasi keamanan dan manfaat vaksinasi, untuk melawan informasi hoaks mengenai vaksin yang beredar," katanya.
Ia mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar dalam menyukseskan vaksinasi yaitu adanya hoaks, sehingga masyarakat, termasuk orang tua, enggan untuk mengikuti vaksinasi, termasuk mengikutkan anaknya pada program vaksinasi.
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong juga menginstruksikan pihak sekolah memastikan siswa dan siswi divaksinasi harus mendapat izin orang tua atau wali murid.
"Izin orang tua dibuatkan dalam surat pernyataan dan izin dari orang tua penting untuk pelaksanaan vaksinasi bagi anak sekolah," kata Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parigi Moutong Ibrahim.
Pihak sekolah tidak boleh memaksa murid tanpa ada persetujuan dari wali murid, sedangkan isi pernyataan itu cukup dibuat singkat yakni tentang bersedia atau tidak bersedia divaksin. Oleh karena itu, perlu pendekatan persuasif dalam menyukseskan program vaksinasi.
Di Parigi Moutong, katanya, masih banyak orang tua belum mengizinkan anak mereka divaksinasi, sehingga Dinas Pendidikan melalui masing-masing satuan pendidikan melakukan sosialisasi dan edukasi agar program dilaksanakan pemerintah dalam rangka mencegah penularan COVID-19 yang masif, dapat terlaksana dengan baik.
Meski begitu, Pemkab Parigi Moutong mengajak semua pihak agar turut serta menyukseskan program ini, dengan tujuan cepat terbentuk kekebalan komunal komunal, supaya tidak mudah terpapar virus. Apalagi saat ini muncul varian baru, Omicron yang dinilai cepat menular.