Palu (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, terus berupaya melengkapi sarana prasarana penunjang kegiatan akademik di kampus II terletak di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
"UIN Datokarama akan terus menambah sarana prasarana di kampus II, di Kabupaten Sigi," kata Rektor UIN Datokarama Palu Prof Dr Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Jumat.
Berdasarkan data Bagian Perencanaan UIN Datokarama bahwa saat ini terdapat delapan gedung masing-masing berlantai tiga yang skema pembiayaannya berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Dari delapan gedung itu, enam gedung merupakan gedung kuliah dengan total kapasitas 72 ruang kelas belajar.
Namun, dari enam gedung kuliah itu, dua gedung tidak dapat difungsikan karena rusak terdampak gempa pada 28 September 2018 lalu. Sehingga hanya enam gedung kuliah yang dapat digunakan dengan kapasitas 48 kelas.
"Saat ini mahasiswa fakultas tarbiyah dengan jumlah mahasiswa 3.000 orang, sudah menjalani kuliah secara offline dan online di kampus II di Sigi, dengan menggunakan sarana yang telah ada," ujar Prof Sagaf.
Selain itu, UIN Datokarama di Sigi juga telah membangun dua gedung layanan administrasi dan satu gedung perpustakaan digital, untuk menunjang kelancaran layanan akademik di kampus II itu.
Prof Sagaf mengatakan saat ini UIN Datokarama berupaya membangun asrama mahasiswa dalam bentuk rumah susun mahasiswa (rusunawa), yang juga akan berfungsi sebagai pesantren UIN Datokarama.
"UIN Datokarama sudah mengajukan proposal ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta terkait dengan usulan pembangunan rusunawa tersebut. Semoga hal ini dapat direspons positif," ujarnya.
Prof Sagaf menjelaskan, rusunawa itu akan menjadi tempat pembinaan karakter, mental yang mengadopsi sistem pembinaan dan pengajaran pondok pesantren.
"UIN Datokarama dengan segala tuntunan yang ada akan mengembangkan keilmuan dengan membuka fakultas umum seperti kedokteran, sains dan sebagainya. Namun, ilmu-ilmu umum tersebut, akan terintegrasi langsung dengan ilmu-ilmu agama, hal ini karena UIN Datokarama DNA-nya adalah ilmu agama. Sehingga proses pembinaan tidak hanya berakhir di ruang kelas belajar, tetapi juga ditindaklanjuti hingga di rusunawa mahasiswa," ucapnya.
Prof Sagaf juga meminta kepada pemerintah daerah untuk dapat membantu pengembangan kelembagaan dan percepatan pemenuhan sarpras di kampus II demi kelangsungan dan keberlanjutan pelayanan akademik untuk optimalisasi pembangunan manusia yang unggul.