TNI mulai tarik pasukan dari Satgas Madago Raya di Poso

id Jendral TNI, Andika perkasa, TNI, tentara, Madago Raya, satgas madago, MIT, terorisme, teroris, Poso, palu, Sulteng

TNI  mulai tarik pasukan dari Satgas Madago Raya di Poso

Panglima TNI Jendral TNI Andika Perkasa tiba bandar udara Mutiara Sis Aldjufri, usai dari meninjau langsung pos skotis Satgas Madago Raya di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (13/5/2022). ANTARA/Muhammad Izfaldi

Palu (ANTARA) -
Sebagian prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya untuk menumpas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) mulai ditarik dari Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

"Ratusan prajurit TNI sudah ditarik dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing secara bertahap sejak Maret lalu," kata Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa saat melakukan kunjungan kerja di Palu, Jumat.

Ia menjelaskan prajurit TNI yang diterjunkan menumpas kelompok MIT di Poso sebanyak 267 personil. Dari jumlah itu sebanyak 167 personil telah dikembalikan ke kesatuan masing-masing dan kini tinggal 100 prajurit berada di lapangan.
 
Dari 100 prajurit TNI yang masih tergabung dalam Operasi Satgas Madago Raya, katanya, tidak ada yang berasal dari satuan luar daerah. Personel yang di tempat sepenuhnya mengandalkan prajurit di Sulteng.

"Secara umum kondusivitas keamanan di tiga wilayah lokus operasi, yakni Kabupaten Poso, Parigi Moutong, dan Sigi berangsur membaik," ujar Andika.
Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa (kiri), bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura (kanan), rapat terbatas di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Palu, Kamis (12/5/2022). ANTARA/Muhammad Izfaldi
Ia mengatakan kabar baik ini buah hasil dari upaya penumpasan kelompok MIT yang selama ini menjadi target operasi TNI/Polri dan masyarakat setempat.

Dilaporkan, saat ini anggota MIT tersisa tinggal satu orang dan masih bersembunyi di hutan setelah sebelumnya satu anggota mereka tertembak aparat keamanan beberapa waktu lalu.
 

"Kami berharap kondisi saat ini dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat sehingga ke depan tidak perlu lagi ada satgas operasi penegakan hukum tindak pidana terorisme di Sulteng," kata Andika.

Menyinggung upaya pencegahan paham radikal, Panglima TNI berharap kepala daerah dapat memberdayakan kehadiran 150 personel TNI yang terlibat dalam Program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).

"Kami mengupayakan satu titik lokus TMMD di Sulteng dari 50 titik tersebar di Tanah Air. Kami berharap daerah yang menjadi sasaran TMMD nanti bisa memanfaatkan prajurit untuk mengedukasi masyarakat agar tidak terpapar paham radikal," demikian Andika.