BPBD prioritaskan kelompok rentan dalam penanganan banjir Torue
idBanjir, banjir bandang, korban bencana, bpbdparimo, Idran, kelompok rentan, perempuan, lansia, anak, Torue, Parigi Mouto
Dua anak belajar di posko pengungsian korban banjir bandang Desa Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (30/7/2022). ANTARA/Moh Ridwan
Parigi, Sulteng (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dasar kelompok rentan korban banjir bandang di Desa Torue dalam proses penanggulangan bencana.
"Lansia, anak-anak, disabilitas, perempuan, dan ibu hamil, kami pastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi selama masa tanggap darurat," kata Kepala BPBD Parigi Moutong Idran ditemui di Torue, Rabu.
Dalam situasi bencana, kata dia, pemerintah tetap mengedepankan perhatian dan perlindungan terhadap kelompok rentan yang lemah secara fisik untuk mendapat hak-hak mereka, terutama hak memperoleh kesejahteraan sandang dan pangan.
Dalam memberikan perlindungan hak-hak dasar mereka, kata dia, pemerintah berkolaborasi dengan sejumlah relawan yang membidangi perlindungan perempuan dan anak guna melakukan pemantauan kesehatan, ketersediaan makanan, pakaian, serta pemulihan psikologi dari trauma.
"Dampak bencana sangat kompleks, tidak hanya merusak infrastruktur sarana dan prasarana, tetapi juga berpengaruh terhadap psikologi korban terdampak," ujar Idran.
Dia menjelaskan tempat pengungsian yang tidak didukung dengan sekat-sekat ruang, rentan menimbulkan kejahatan asusila.
Oleh karena itu, pemkab saat ini sedang berupaya membangun hunian sementara (huntara) sebagai bagian pemenuhan dasar, sekaligus memberikan perlindungan privasi korban bencana.
Berdasarkan data dihimpun pemerintah kabupaten setempat, jumlah lansia terdampak banjir kurang lebih 167 jiwa, balita 159 jiwa, ibu hamil 26 jiwa, dan penyandang disabilitas dua jiwa dari total 1.459 warga Desa Torue terdampak bencana.
"Data ini masih bersifat sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah, karena tim kami masih terus melakukan pendataan," ucapnya.
Hingga enam hari pascabanjir bandang, sejumlah relawan telah melakukan pemulihan trauma terhadap anak-anak, perempuan, dan lansia di posko-posko pengungsian.
"Forum anak sudah mengambil peran pemulihan psikologi korban bencana, begitu pun relawan Wahana Visi Indonesia (WVI) maupun relawan dari institusi Polri," demikian Idran.