Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah dengan pimpinan sinode gereja yang tergabung dalam Regional Forum Evangelische Mission in Solidaritat (EMS) bersinergi untuk meningkatkan harmonisasi umat beragama.
"Harmonisasi umat beragama sulit dicapai, bila yang ditonjolkan ada perbedaan," ucap Ketua MUI Palu KH Zainal Abidin, di Palu, Ahad.
Gereja Pantekosta Indonesia Donggala (GPID) menggelar pertemuan regional Forum Evangelische Mission in Solidaritat (EMS) berlangsung di Desa Kalora, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Pertemuan itu menghadirkan para pimpinan gereja di antaranya Sinode Gereja Kristen Protestan di Bali, Gereja Masehi Injil Minahasa, Gereja Masehi Injili Halmahera, Gereja Kristen Sulawesi Selatan, Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara, Gereja Toraja, Gereja Toraja Mamasa, Gereja Kristen Sulawesi Barat, Gereja Protestan Indonesia Luwu.
KH Zainal Abidin dilibatkan oleh EMS tersebut untuk membahas tentang strategi pembangunan harmonisasi antar umat beragama.
Kepada para pendeta, Zainal mengatakan semua umat beragama meyakini bahwa agama dan kitab sucinya berasal dari Tuhan.
Dengan demikian, ujar dia, agama memiliki persamaan, karena berasal dari sumber yang sama yaitu Tuhan.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada tokoh agama untuk meningkatkan pemahaman keagamaan umatnya mengenai persamaan yang ada.
"Keharmonisan harus ada keserasian, olehnya kita semua perlu mengedepankan persamaan," ujarnya.
"Sesuatu yang berbeda, jangan dipaksakan untuk sama, dan yang sama jangan dipaksakan untuk berbeda," ungkap dia.
Zainal yang merupakan Guru Besar UIN Palu menjelaskan, dari sudut pandang dogmatis-teologis, setiap agama memiliki karakteristik yang khas dan membedakannya dari agama lain. Hal ini tergambar terutama pada tata cara beribadah atau sistem ritualnya masing-masing.
Namun, dari segi pesan- pesan moral yang bersifat sosiologis, terlihat jelas adanya nilai-nilai humanis universal yang disepakati oleh semua ajaran agama.
Maka, Rais Syuriyah PBNU itu mengatakan untuk membangun interaksi, dan harmonisasi umat beragama, aspek persamaan tersebut harus dikedepankan dalam kehidupan sosial keagamaan.
Dia juga mengatakan bahwa tokoh agama perlu menanamkan lima sikap yang menjadi pilar kerukunan umat beragama meliputi menerima perbedaan, mengedepankan persamaan, saling percaya dan memahami, menanamkan moderasi beragama, membangun kesadaran global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MUI Palu dan pimpinan gereja sinergi tingkatkan harmonisasi umat
Berita Terkait
FKUB-Sulteng ajak masyarakat jaga persatuan setelah pemungutan suara
Kamis, 28 November 2024 13:38 Wib
FKUB: Pelopor kerukunan dunia maya wujudkan keharmonisan di Provinsi Sulteng
Senin, 25 November 2024 16:13 Wib
FKUB-Sulteng: Kader pelopor kerukunan dunia maya pembawa pesan damai
Sabtu, 23 November 2024 16:10 Wib
FKUB-Sulteng segera bentuk kader pelopor kerukunan dunia maya
Jumat, 15 November 2024 16:45 Wib
Tokoh lintas agama sepakat wujudkan Pilkada yang rukun di Provinsi Sulteng
Rabu, 6 November 2024 18:04 Wib
FKUB Sulawesi Tengah fasilitasi tokoh agama deklarasi pilkada rukun
Selasa, 5 November 2024 17:08 Wib
Pemprov-Sulteng: Peran FKUB sangat membantu pemda rawat kerukunan
Minggu, 1 September 2024 20:13 Wib
FKUB Sulteng gencarkan sosialisasi moderasi beragama di Kabupaten Banggai
Jumat, 30 Agustus 2024 19:37 Wib