Palu (ANTARA) - Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (PGRI Sulteng) menyarankan agar upaya penyelesaian dugaan kekerasan terhadap murid oleh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kabupaten Poso, dilakukan secara objektif.
"Kami menyayangkan peristiwa tersebut, akan tetapi penyelesaian perkara itu harus berlangsung objektif terhadap kedua bela pihak antara antara guru inisial YP dengan kedua orang siswa itu," kata Ketua PGRI Sulteng Syam Zaini di Palu, Minggu.
Dia menjelaskan sikap objektif menjadi hal utama dalam penyelesaian perkara itu untuk mencari solusi terbaik bagi kedua bela pihak, sebab murid yang terlibat juga memiliki kontribusi atas perkara tersebut.
"Seluruh pihak harus duduk bersama sekaligus introspeksi diri masing-masing, dan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar kasus serupa tidak terulang kembali," ujarnya.
Zaini menerangkan bahwa pembinaan terhadap peserta didik bukanlah sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari para guru, melainkan juga memerlukan peran besar dari masing-masing orang tua.
Sebab, kata dia, kekerasan yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari berbagai aspek.
"Sehingga harus pembinaan dulu jangan sampai langsung dikenakan sanksi, sebab itu tidaklah bijak untuk dilakukan," ucap Zaini.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah tengah melakukan penyelidikan terhadap seorang guru YP yang diduga menganiaya dua murid di SMA Negeri 2 Kabupaten Poso.
Peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi pada Kamis (14/10), berawal adanya laporan mengenai lima orang murid ditengarai bolos dari salah satu mata pelajaran yang sedang berlangsung.