Palu Kekurangan Lahan Pertanian

id lahan

Palu Kekurangan Lahan Pertanian

Ilustrasi (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)

Palu, (antarasulteng.com) - Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kekurangan lahan pertanian guna peningkatan produksi hasil pertanian untuk penunjang ketersediaan pangan di daerah tersebut.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kota Palu, Burhan Hamading di Palu, Senin menyatakan bahwa pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam meningkatkan hasil pertanian untuk ketersediaan pangan dikarenakan keterbatasan lahan.

"Menggenjot atau meningkatkan produksi pertanian menjadi solusi dalam penyediaan pangan di Kota Palu. Oleh karena itu, Pemkot Palu lewat Badan Ketahanan Pangan berupaya untuk meningkatkan produksi," katanya.

Peningkatan produksi, lanjutnya, diperlukan karena lahan milik masyarakat yang sebelumnya dijadikan lahan pertanian cenderung berubah fungsi menjadi hal komersil atau menjadi lahan hunian.

Lahan pertanian Kota Palu digarap masyarakat yang sebelumnya sekitar 20.000 hektar, berkurang 13.000 hektar yang tersebar di delapan kecamatan di Kota Palu.

Saat ini, menurut dia, untuk menunjang ketersediaan pangan di Kota Palu, pemerintah hanya mengandalkan hasil pertanian yang bersumber dari lahan seluas 7.000 hektar di delapan kecamatan.

"Awalnya lahan pertanian sekitar 20.000 hektar, namun berkurang dan saat ini hanya mengandalkan produksi pertanian dari lahan seluas 7.000 hektar yang tersebar di delapan kecamatan," ujarnya.

Dirinya mengutarakan faktor ekonomi menjadi penyebab utama petani atau masyarakat menjual lahan pertaniannya kepada pembeli yang kemudian berubah fungsi menjadi tempat hunian.

Di sisi lain, minimnya ketersediaan air untuk mengembangkan dan menggarap lahan pertanian menjadi faktor penentuan berubahnya fungsi lahan pertanian menjadi lahan hunain.

"Ini problem yang dihadapi oleh pemerintah, dan pemerintah tidak dapat menahan warga atau petani untuk menjual lahan pertaniannya. Sebab faktor ekonomi menjadi pertimbangannya," katanya.

Pewarta :
Editor : Rolex Malaha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.