Jakarta (ANTARA) - Menteri Sekretaris Negara RI Pratikno mengajak kepada para generasi muda untuk peka terhadap kemajuan zaman mengingat revolusi industri 4.0 saat ini telah mengubah kehidupan manusia.
"Revolusi industri 4.0 telah mengubah banyak sekali lanskap kehidupan kita. Belakangan ini, Artificial Intelligence memberikan kontribusi perubahan yang luar biasa," kata Praktino saat membuka diskusi "The Future of Work and the Skills Needed for Indonesia's Growth”, Sabtu (4/3).
Mengutip keterangan pers yang diterima di Jakarta pada Minggu, Pratikno menambahkan bahwa kehadiran platform-platform AI tersebut membuat manusia harus melakukan banyak penyesuaian karena sangat mungkin mendisrupsi pekerjaan.
"Dunia dituntut untuk merancang sebuah tatanan baru, the post pandemic world, termasuk di antaranya post pandemic government. Kita harus memperbaiki seluruh kerentanan kita di segala bidang," kata Pratikno yang juga merupakan guru besar ilmu politik di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Bukan hanya di masalah kesehatan, namun arsitektur di sektor lain perlu dibangun, termasuk dunia akademik yang juga harus mendesain ulang metode pembelajarannya.
"Namun, semua tantangan pasti ada peluangnya, yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang prediktif, antisipatif, cepat, dan tepat dalam menyongsong disrupsi," kata dia.
Selain itu, Pratikno juga menyebut adanya tantangan perubahan iklim yang semakin nyata di mana bencana hidro meteorologi sudah terasa seperti hujan ekstrem, potensi kekeringan ekstrem makin terasa.
"Itulah tantangan-tantangan baru yang menuntut kita terus adaptif di segala bidang, tapi di setiap tantangan juga ada peluang. Peluang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang antisipatif dan prediktif, cepat dan tepat menyongsong segala disrupsi," ujar dia.
Untuk mengantisipasi tantangan disrupsi, kata Pratikno, maka diperlukan softskills yang mumpuni. Menurut dia, sotfskills tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan (AI).
"Selain memperkuat substansi, sebaiknya perkuat softskills yang sering saya sebut essential skills karena kehadiran AI dalam proses kerja telah mengubah workflow, maka softskills akan mengubah kolaborasi, komunikasi, problem solving, dan lain-lain. Softskills tidak bisa diganti platform AI," kata Pratikno.
Keterbukaan pola pikir untuk lebih fleksibel dengan hybrid knowledge juga sangat diperlukan. Menguasai hanya satu skill saja, menurut Pratikno, tidaklah cukup. Dia pun menekankan pentingnya memiliki pikiran yang terbuka, selalu beradaptasi dengan skill-set baru, dan siap untuk "learn, unlear dan re-learn".
Berita Terkait
Indonesia-AS sepakati optimalisasi AI untuk pembangunan berkelanjutan
Rabu, 13 November 2024 14:23 Wib
Gubernur Sulteng tinjau inseminasi buatan 15 ekor sapi di Banggai
Kamis, 1 Agustus 2024 13:53 Wib
Jepang kenalkan kebijakan pertama penggunaan AI pada sektor pertahanan
Rabu, 3 Juli 2024 13:27 Wib
MGID dan Memorable rilis solusi AI baru untuk prediksi kinerja iklan
Senin, 1 Juli 2024 9:56 Wib
Sekjen PBB: AI tidak boleh berpihak pada peningkatan kesenjangan
Kamis, 13 Juni 2024 9:49 Wib
STT GDC siap gunakan AI pada fasilitas data center di Asia Tenggara
Rabu, 12 Juni 2024 9:27 Wib
Paus Fransiskus gabung pemimpin G7 bahas pemanfaatan kecerdasan buatan
Rabu, 12 Juni 2024 9:19 Wib
Pemprov-Sulteng tingkatkan pengetahuan SDM dalam inseminasi buatan
Selasa, 30 April 2024 21:19 Wib