Gorontalo (antarasulteng.com) - Dua tahun terakhir harga komoditas pisang raja dan pisang sepatu di Gorontalo Utara terus mengalami kenaikan dari kisaran Rp25.000-Rp30.000/tandan menjadi Rp75.000/tandan.
Pemkab Gorontalo Utara, mendorong petani di daerah setempat agar menanam pisang, karena bisa memberikan pendapatan bagi petani.
"Tanaman pisang sangat prospektif dikembangkan. Selain mudah tumbuh, harganya pun semakin baik," kata Wakil Bupati Gorontalo Utara Roni Imran, Minggu.
Roni Minggu siang mengunjungi sentra penghasil pisang di Desa Dulukapa, Kecamatan Sumalata Timur.
Data Diskoperindag setempat menyebutkan kenaikan harga pisang di pasar tradisional terus terjadi di kisaran Rp5.000/sisir.
Pisang mas misalanya, berada di kisaran Rp15.000/sisir, pisang gapi Rp20.000-Rp25.000/sisir.
Permintaan terhadap komoditas pisang raja dan pisang sepatu (gepok) di daerah ini terus meningkat, seiring peningkatan harganya.
Kurun dua tahun terakhir, harga komoditas dua jenis pisang tersebut naik dari kisaran Rp25.000-Rp30.000/tandan, kini berada di kisaran Rp75.000/tandan.
Kenaikan tersebut kata wakil bupati, dipicu permintaan yang terus naik di tingkat lokal, maupun dari daerah lain, diantaranya dari Sulawesi Utara.
Tanaman pisang sangat prospektif dikembangkan, apalagi bibitnya mudah diperoleh.
Inovasi petani di wilayah Pontolo, Kecamatan Kwandang kata ia, yaitu memanfaatkan sela-sela persawahan untuk menanam pisang sangat diapreasiasi pemda.
Petani diharapkan tidak hanya memanfaatkan lahan kosong, namun bisa memanfaatkan pekarangan rumah dan areal tanam produktif lainnya untuk menanam pisang dengan berbagai jenis.***