Menparekraf targetkan devisa pariwisata capai 10 miliar dolar AS

id Devisa, ekonomi kreatif, sandiaga uno, kemenparekraf, pariwisata, menparekraf

Menparekraf targetkan devisa pariwisata capai 10 miliar dolar AS

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno (kanan) saat membuka Rakernas Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di Jakarta, Selasa (23/5/2023). ANTARA/ (Sinta Ambarwati/pri.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan capaian devisa sektor pariwisata mencapai 10 miliar dolar AS pada 2023.
 
"Iya ditingkatkan dari yang awalnya 6 miliar dolar AS dengan data terbaru kami dapatkan target atas itu hampir 10 miliar dolar AS," ujar Sandiaga saat membuka Rakernas Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di Jakarta, Selasa.

Target capaian devisa tersebut diharapkan terdongkrak, salah satunya melalui peningkatan jumlah penerbangan sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dengan target 2023 sebesar 8,5 juta kunjungan wisman ke Indonesia.



Sandiaga yakin target tersebut tercapai, mengingat capaian pada kuartal I tahun ini terdapat 2,25 juta kunjungan wisman.

Dengan kunjungan tersebut, ia pun optimis pendapatan devisa pariwisata berada di atas target atas pemerintah.

Kemudian dalam sektor ekonomi kreatif, Sandiaga menargetkan tahun ini menyumbang 26,46 miliar dolar AS dengan nilai tambah ekonomi sebesar Rp1.279 triliun, serta mampu menciptakan 45 juta lapangan kerja baru sektor parekraf.

Sandiaga dalam kesempatan tersebut turut mengajak GIPI sebagai garda terdepan untuk menghadirkan penerbangan langsung ke Indonesia sehingga semakin banyak wisman yang datang ke Tanah Air.

Hal ini karena konektivitas Indonesia masih tertinggal, sehingga perlu didorong untuk menghadirkan penerbangan langsung ke sejumlah destinasi wisata.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum GIPI Haryadi Sukamdani mengungkapkan, pihaknya bakal mendorong penerbangan-penerbangan langsung di antaranya dari China dan India.

"Kalau buka penerbangan langsung emang sangat potensi tapi dari catatan lalu lintasnya. Salah satunya ini masuk dari India, China juga mau direct. Jadi kami yang mendorong penerbangan-penerbangan langsung," paparnya.

Hingga kini, penerbangan yang berasal dari hub Singapura, negara di kawasan Timur Tengah, dan Hong Kong masih berkontribusi ke Indonesia dan masih mendominasi.