Hamburg (ANTARA) - Jerman adalah salah satu negara yang memiliki rekam jejak masyhur dalam musik keras, utamanya aliran heavy metal. Sejak lama, negara yang berada di wilayah Eropa Barat itu dikenal memiliki sejarah panjang yang membesarkan skena heavy metal di Benua Biru. Pada akhirnya, heavy metal yang memiliki banyak turunan aliran musik itu menjadi amat berkembang di Eropa terutama Jerman, lewat sederet band besar.
Bicara band berisik dari Jerman, siapa tak kenal Rammstein? Band asal Kota Berlin tersebut sudah membuat bising dunia sejak tahun 1994 hingga milidetik ini. Pernah dua kali menjadi nomine untuk "Best Metal Performance" pada ajang Grammy Awards, Rammstein adalah pelopor genre yang disebut sebagai Neue Deutsche Härte alias penggabungan metal alternatif, groove, dan elektronika.
Tak heran kalau band yang telah merilis sebanyak 8 album studio itu kerap menjadi kiblat bagi band-band metal baru dalam urusan lirik dan aksi panggung provokatif dengan musik yang gelap berbalut melodi distorsi keras dan kasar.
Tetapi, Jerman tidak cuma monopoli Ramstein. Negara tersebut adalah ibu kandung dari banyak band gahar lain. Simak saja Scorpions asal Hanover -- walaupun punya nomor cengeng seperti "Wind of Change", tetap terdengar benar-benar galak pada album "Love At First Sting" (1984), "Blackout" (1982), "Taken By Force" (1977), dan "Virgin Killer" (1976).
Deret nama band lain seperti Accept, Kreator, Sodom, Destruction, Necrophagist, Helloween, serta Heaven Shall Burn, dapat dikatakan sebagai sejumlah kelompok musik berisik yang menyuguhkan jaminan aksi headbangin' penonton di setiap gelaran panggung yang mereka jajaki.
Jika membahas soal dunia panggung musik keras, Jerman juga tak boleh dilewatkan. Para penggemar headbang tentu akan merasa resah sekaligus tidak menjadi sah memberi label diri mereka sebagai umat heavy metal, bila belum berkunjung ke festival musik Wacken Open Air.
Digagas sejak tahun 1989, Wacken Open Air merupakan festival musik heavy metal terbesar planet ini yang digelar secara terbuka di permukiman Wacken di kawasan Schleswig-Holstein, Jerman. Nyaris semua band gahar berkualitas wahid pernah meramaikan festival musik bising itu, di antaranya Slipknot, Slayer, Judas Priest, Powerwolf, Saxon, Twisted Sister, dan Dimmu Borgir.
Super grup dari Indonesia juga tak mau ketinggalan meramaikan festival musik gahar tersebut. Tercatat nama-nama seperti Burgerkill, Beside, Jasad, Down for Life, Taring, Ludicia, hingga Voice of Baceprot (VOB), pernah hadir dan menyapa para headbangers di Wacken Open Air.
Remedy Music
Tidak sah pula rasanya bila saat berkunjung ke Jerman, namun tidak bertandang ke salah satu toko musik paling gahar yang menampilkan ragam koleksi rekaman rock dan heavy metal bernama Remedy Music. Maka, ketika berada di Kota Hamburg, ANTARA menyempatkan untuk mampir ke Remedy Music yang merupakan salah satu toko rekaman musik berusia sama tuanya dengan festival Wacken Open Air, alias sudah berisik sejak 1989!
Saat kali pertama menginjakkan kaki di pintu masuk Remedy Music, pengunjung akan langsung disuguhi oleh dentuman drum, pekikan tajam gitar, dan raungan vokal berat dari sebuah kelompok musik yang bisa saja terdengar awam di telinga. Maklum, Remedy Music tak hanya menghadirkan koleksi rekaman musik deret band yang telah mendunia seperti AC/DC, Black Sabbath, Motorhead, KISS, atau Van Halen, namun juga menguarkan musik dari band-band lokal kebanggaan Jerman, sebut saja band KneipenTerroristen, Torment, atau Paragon.
Musik yang menguar tentu memberikan kesan gagah, kala mengiringi pengunjung untuk mulai membenamkan diri ke dalam koleksi berbagai barang di Remedy Music. Pada bagian muka dekat pintu masuk, toko ini mulai dijejali ragam koleksi kaus band yang sebagian besar mengusung warna dasar hitam dengan desain berwarna putih. Sejumlah nama band dunia terpampang di sebuah rak panjang yang menautkan kaus demi kaus dan baju hangat bertudung.
Tetapi, bila tak tertarik atau bosan membeli koleksi kaus band rock atau metal arus-utama, maka pengunjung bisa mendapatkan kaus band yang masih tergolong asing dilihat namun memiliki desain menarik. Harga kaus band yang ada di sini diberi label pada rentang 5 euro hingga 10 euro atau setara Rp90 ribu - Rp170 ribu.
Bergeser hanya beberapa meter dari rak pakaian, pengunjung dapat segera menikmati ribuan koleksi rekaman Remedy Music dalam bentuk cakram padat suara (CD), cakram padat video (DVD) standar dan blue-ray, piringan hitam, hingga video home system (VHS). Semua koleksi baru maupun tangan kedua yang menghiasi rak demi rak, disusun sesuai deret abjad agar memudahkan pengunjung untuk menemukan koleksi yang mereka inginkan.
Superioritas Remedy Music meliputi ragam koleksi genre dari varian heavy metal, hard rock, grind core, punk, crossover, doom, NWOBHM, death core, neo trash, death 'n' roll, mathcore, folk, psychobilly, avantgarde black metal, hip hop, hingga non-metal.
"Toko yang ada di sini sudah berusia sekitar 10 tahun. Kami mempunyai tiga toko di lokasi berbeda yang menjual koleksi rekaman sejak 30 tahun lalu," buka pemilik Remedy Music bernama Jörn dengan penuh keramahan.
Jörn yang memiliki model rambut berwarna kuning pucat yang diikat ke bagian belakang kepala menjelaskan, sebagian besar pengunjung toko kerap mencari koleksi piringan hitam atau vinyl. Mayoritas mereka berasal dari sekitar wilayah Eropa, meski ada pula wisatawan yang berasal dari Amerika atau Asia. Biasanya, toko akan ramai oleh pengunjung pada pertengahan tahun atau ketika tiba masa libur musim panas.
"Koleksi yang paling banyak diburu tentu saja vinyl, walau ada juga orang-orang yang membeli kepingan CD karena kami menyediakan banyak sekali CD di sini," kata Jörn yang juga merangkap sebagai seorang vokalis dari sebuah band metal lokal Jerman.
Harga CD di Remedy Music berkisar dari 3 hingga 10 euro atau sekitar Rp50 ribu - Rp 170 ribu dengan berbagai penawaran menarik, seperti potongan harga pembelian jumlah tertentu atau paket 3 keping CD seharga 25 euro atau setara Rp400 ribu. Sedangkan koleksi CD langka di toko ini dimulai dari harga 20 euro ke atas atau sekitar Rp320 ribu.
Sementara untuk VHS dan DVD, Remedy Music menjual dengan rentang harga dari 4 euro hingga 30 euro atau setara Rp70 ribu - Rp1 juta. Sedangkan dari departemen koleksi vinyl, Remedy Music memberi banderol pada rentang harga 15 euro atau Rp250 ribu hingga 40 euro atau Rp650 ribu untuk vinyl ganda.
Remedy Music juga memiliki beberapa koleksi super langka berharga cukup fantastis yang kerap membuat para kolektor meneteskan air liur. Jörn menyebutkan bahwa toko tersebut mempunyai ragam barang berbau band KISS dan Iron Maiden yang dipatok dengan harga tak main-main. "Kami ada bagian khusus yang menampilkan barang-barang langka dengan harga mahal, semisal action figures dari personel Misfits atau koleksi rekaman Iron Maiden dan Motorhead. Ada juga beberapa rekaman tua dari band-band black metal yang sangat langka dan jadi incaran kolektor. Harganya berkisar dari 40 sampai 100 euro. Kami juga menyimpan beberapa barang seharga beberapa ribu euro karena barang tersebut sangat sulit sekali diperoleh," ucap Jörn yang dengan bangga mengenakan kaus tanpa lengan berdesain perayaan 25 tahun usia band miliknya.
Meski dijejali ribuan koleksi mengagumkan, Jörn mengaku hanya membutuhkan paling banyak tiga orang -- termasuk dirinya, untuk mengurusi segala hal di dalam toko Remedy Music sekaligus mengirimkan pesanan ke berbagai wilayah dari skema pembelian daring.
"Saya mengelola toko ini bersama pacar dan ada satu orang pegawai lain yang membantu kami," katanya seraya tersenyum.
Pada kunjungan kali ini, ANTARA membutuhkan waktu sedikitnya 30 menit untuk mencermati setiap nama yang memenuhi setiap seksi rak di sepanjang gang Remedy Music yang dikelola oleh Jörn. Ketika ANTARA menyebutkan sejumlah nama band keras Tanah Air yang pernah meramaikan festival Wacken Open Air, Jörn lantas menggeleng perlahan dengan mengguratkan mimik wajah kebingungan, terlihat bersikap agak ragu.
"Saya sama sekali belum pernah mendengar nama-nama itu. Tapi saya yakin band-band itu punya kualitas bagus, bila pernah merasakan manggung di festival tersebut," tutup dia sambil mengemas dua buah kaus dan beberapa keping CD. Toko Remedy Music milik Jörn beroperasi sejak Senin hingga Jumat pada pukul 12.00 hingga 19.00. Sedangkan untuk hari Sabtu, toko mulai buka pada pukul 11.00 hingga 16.00. Remedy Music terletak di dekat jalan utama Stellinger Steindamm 2, tidak terlalu jauh dari pemberhentian bus nomor 4, 183, dan 283 di Volkspark Strasse atau sekitar dua menit berjalan kaki.
Pengunjung juga bisa memanfaatkan pilihan transportasi S-Bahn dengan berhenti di stasiun Stellingen, kemudian berjalan kaki selama 5 ke pemberhentian bus nomor 22, lantas turun di Volkspark Strasse untuk segera menuntaskan dahaga rock dan metal di Remedy Music.
Berita Terkait
Suara Kayu hadirkan album perdana "Banyak Canda, Tapi Serius"
Jumat, 12 Juli 2024 15:27 Wib
Ashira Zamita keluarkan single romantis berjudul "Raja dan Ratu"
Jumat, 3 Mei 2024 14:18 Wib
Tami Aulia hadirkan single manis "Kamu di Masa Depan"
Senin, 29 Mei 2023 15:21 Wib
Ditjen Pajak tunjuk Agoda hingga Tencent Music jadi pemungut PPN PMSE
Kamis, 4 Mei 2023 12:18 Wib
Gelar life music, kafe di Apartemen Sudirman ditutup
Senin, 7 Juni 2021 12:31 Wib
Indonesia akan memiliki pusat seni berskala internasional pertama
Rabu, 10 Maret 2021 7:32 Wib
YouTube Music gantikan Google Play Music akhir tahun ini
Rabu, 5 Agustus 2020 14:00 Wib
Spotify, Apple Music, YouTube, dan Amazon dukung "Blackout Tuesday"
Kamis, 4 Juni 2020 7:47 Wib