Palu (ANTARA) - Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah menggencarkan intervensi harga beras, demi menjaga daya beli masyarakat dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pangan beras.
"Intervensi terus dilakukan untuk menekan lonjakan harga beras di pasar," ucap Kepala Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah Iskandar Nongtji, di Palu, Jumat.
Iskandar mengakui bahwa saat ini kondisi harga beras sedang mengalami fluktiatif. Di mana, harga Bulog Rp10.900 per kilogram, untuk beras medium. Namun, harga di pasar Rp13.000/kilogram.
Dinas Pangan Sulteng mengintervensi hal kondisi ini dengan menyalurkan bantuan beras ke kabupaten dan kota se-Sulteng.
"Beras yang disalurkan yaitu cadangan beras dari pemerintah pusat dan cadangan beras daerah," sebutnya.
Iskandar menguraikan cadangan pangan beras pemerintah daerah yang telah tersalurkan pada periode September 2023 berjumlah 241.946 kilogram. Saat ini, stock beras yang tersimpan berjumlah 27.192 kilogram.
Sedang cadangan pangan beras pemerintah pusat yang telah tersalurkan pada penyaluran tahap pertama bulan Maret - Mei 2023 berjumlah 7.464.510 kilogram.
Kemudian, ketersediaan cadangan pangan beras pemerintah pusat saat ini yang akan disalurkan pada penyaluran tahap II bulan September - November berjumlah 7.009.320 kilogram.
"Semuanya akan disalurkan kepada pemerintah daerah di 12 kabupaten dan satu kota se-Sulteng," ujarnya.
Di samping itu, kata Iskandar, Upaya menekan lonjakan harga bahan pokok pangan dan upaya stabilisasi ketersediaan bahan pokok pangan, diintervensi oleh Dinas Pangan Provinsi Sulteng melalui kegiatan gerakan pangan murah.
Lewat kegiatan gerakan pangan murah, berbagai jenis bahan pokok pangan di antaranya beras, telur, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, gula, tepung, disediakan oleh pemerintah untuk masyarakat.
Pemerintah mengintervensi harga bahan pokok pangan yang disiapkan, sehingga masyarakat tidak terbebani. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok pangan dapat terpenuhi.
Iskandar mengemukakan bahwa, gerakan pangan murah merupakan satu skema strategi yang ditempuh oleh pemerintah dalam kegiatan pengendalian inflasi, yang salah satu tujuannya untuk menjamin ketersediaan stock bahan pokok pangan dan mencegah lonjakan harga pangan.
Dalam teknis pelaksanaan gerakan pangan murah itu, Dinas Pangan Sulteng juga bersinergi dengan Bulog Sulteng, PT Midi Indonesia (Alfamidi), Hypermart, Indomart, serta para distributor bahan pokok pangan dan UMKM.