Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo kembali menyuarakan tentang pentingnya perdamaian di Palestina dan dunia saat memberikan pidato kebijakan di Georgetown University, di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (13/11) waktu setempat.
“Instabilitas terjadi di mana-mana, perang di Ukraina belum selesai sudah muncul perang di Gaza dan setiap menit, sepuluh menit, satu anak terbunuh di Gaza,” kata Joko Widodo di Georgetown University, Washington DC, AS, Senin, sebagaimana tayangan video yang diunggah melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.
Hal itu disampaikan Joko Widodo saat menjelaskan rivalitas global yang terjadi saat ini. Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kadang sebuah negara sering lupa mendengarkan, lupa memahami kepentingan pihak lain, dan karakter bangsa lain.
“Terutama ini untuk negara besar dan negara maju yang sibuk memaksakan kepentingannya dan tidak jarang disertai ancaman, padahal dunia sedang tidak baik-baik saja,” kata Presiden Widodo.
Hal tersebut akhirnya menyebabkan peperangan, tak terkecuali di Gaza, Palestina.
“Lebih dari 66 persen korbannya adalah wanita dan anak-anak. Human life seems meaningless, but for me every life is precious. This is humanitarian problem. Dan untuk menghentikannya yang dibutuhkan adalah global solidarity, global leadership yang memprioritaskan kemanusiaan,” tegas Jokowi.
Presiden Widodo lalu mengutip kutipan Presiden ke-16 AS Abraham Lincoln, yang menyebutkan “Anda tidak dapat lepas dari tanggung jawab hari esok dengan menghindarinya hari ini”.
“Ada sebuah kutipan dari Presiden Abraham Lincoln, ‘You cannot escape the responsibility of tomorrow by evading it today’. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan kita harus menunaikan tanggung jawab ini, sekarang juga,” seru Jokowi.
Presiden Widodo menyampaikan bahwa ini merupakan pertama kalinya ia berbicara di sebuah universitas di Amerika Serikat. Presiden mengungkapkan alasannya bersedia berbicara di Universitas Georgetown, karena universitas itu merupakan universitas yang bagus.
Selain itu Indonesia dan Universitas Georgetown juga akan menjalin kerja sama, di mana Universitas Georgetown akan membuka kampusnya di Indonesia tahun depan.
“Semoga tidak mundur," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan pendidikan adalah salah satu prioritas Indonesia karena pada tahun 2030-an Indonesia akan mengalami bonus demografi sehingga kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penentu.
"Saya harap nanti lulusan Georgetown Uni Indonesia juga kelak bisa menjadi presiden seperti Mr Bill Clinton (alumnus Universitas Georgetown),” kata Jokowi.
Usai menyampaikan pidato kebijakan, Presiden juga menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan civitas Universitas Georgetown, antara lain mengenai peningkatan status kerja sama bilateral RI-Amerika Serikat dan pemindahan ibu kota ke Nusantara.
Ia juga memperoleh sebuah kaos basket Universitas Goergetown bertuliskan nama JOKOWI dengan nomor punggung 22.