Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam bentuk pasar murah dengan tujuan untuk menstabilkan harga pangan khususnya bahan pokok.
Kepala Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah Iskandar Nongtji, di Palu, Selasa, mengemukakan Gerakan Pangan Murah merupakan salah satu wujud intervensi yang dilakukan oleh Pemprov Sulteng untuk menekan lonjakan harga bahan pokok pangan.
"Gerakan pangan murah ini pembiayannya bersumber dari APBN dan APBD, yang tujuan utamanya yakni untuk pengendalian inflasi daerah," kata Iskandar Nogtji, di sela - sela pelaksanaan GPM, di Halaman Gereja Protestan Indonesia Donggala (GPID) Provinsi Sulteng, di Palu.
Dinas Pangan Provinsi Sulteng bersinergi dengan pimpinan GPID Pniel Cikditiro Palu melaksanakan Gerakan Pangan Murah untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru 2024.
Iskandar NOgtji mengatakan bahwa GPM dalam bentuk pasar murah telah dilaksanakan di 12 kabupaten dan satu kota, dan terakhir dilaksanakan di Kota Palu.
"Untuk APBN dana alokasi khusus, GPM kali ini merupakan yang terakhir dilaksanakan, setelah sebelumnya telah dilaksanakan di Kabupaten Sigi, Donggala, Poso, Parigi Moutong dan kabupaten lainnya," sebutnya.
Dalam pelaksanaan gerakan pangan murah, Dinas Pangan mengintervensi langsung harga bahan pokok seperti cabe merah yang harga awalnya Rp120 ribu/kilo gram, diintervensi menjadi Rp70 ribu per kilogram.
"Semua bahan pokok pangan yang diperdagangkan dalam gerakan pangan murah, diintervensi harganya oleh pemerintah, sehingga harga jauh lebih murah," ujarnya.
Hal ini dilakukan oleh Pemprov Sulteng dengan tujuan agar masyarakat dapat menjangkau kebutuhan pangan pangan dengan murah.
Pantauan di lapangan, gerakan pangan murah dalam bentuk pasar murah yang dilaksanakan di halaman GPID Cikditiro ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk berbelanja kebutuhan pokok.