Tetap solid, Menkominfo tegaskan tak ada menteri Jokowi yang mundur
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menegaskan bahwa tidak ada satu pun menteri dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin merencanakan mundur dari jabatannya.
Ia menyampaikan hal itu untuk menepis informasi yang beredar terkait isu rencana 15 menteri yang ingin mundur dari jabatannya saat ini di KIM.
"Bahwa isu mundurnya menteri bahkan jumlahnya sampai 15, sekarang turun jadi lima, itu adalah isu yang sama sekali tidak benar. Karena pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin, Kabinet Indonesia Maju tetap solid. Dan saat ini seluruh menteri tetap fokus kerja," kata Budi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Jumat.
Budi mengatakan setelah menerima informasi mengenai isu rencana 15 menteri mundur, ia langsung mengonfirmasi satu-satu pada setiap menteri untuk memastikan kebenarannya.
Ternyata seluruhnya tegas menjawab tidak akan mundur dan tetap bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya.
Ia mencontohkan misalnya seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang juga terseret namanya dalam isu tersebut, ternyata saat ini tengah fokus menyiapkan materi untuk disampaikan dalam debat di Dewan Keamanan PBB.
"Beliau ini sedang mempersiapkan diri untuk debat di Dewan Keamanan PBB tentang Gaza dalam waktu ke depan. Jadi isu-isu ini diluruskan ke masyarakat," kata Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan adapun isu itu hanyalah opini yang merupakan asumsi, dengan demikian ada baiknya masyarakat mencari tahu lebih dulu faktanya.
Adapun informasi yang menyebutkan adanya rencana 15 menteri yang bakal mundur dari KIM awalnya bermula dari pernyataan Ekonom senior Faisal Basri dalam sebuah acara diskusi di Jakarta baru-baru.
Salah satu menteri yang disebutnya berencana mundur dari KIM ialah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia menyebut Sri Mulyani menteri yang secara moral paling siap untuk mundur dari kabinet.
Menurut Faisal, menteri dari kalangan teknokrat seperti Sri Mulyani siap mundur karena isu dukungan Presiden dalam pilpres.
Selain Sri Mulyani, Faisal juga menyebut beberapa nama lain seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Ia menyampaikan hal itu untuk menepis informasi yang beredar terkait isu rencana 15 menteri yang ingin mundur dari jabatannya saat ini di KIM.
"Bahwa isu mundurnya menteri bahkan jumlahnya sampai 15, sekarang turun jadi lima, itu adalah isu yang sama sekali tidak benar. Karena pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin, Kabinet Indonesia Maju tetap solid. Dan saat ini seluruh menteri tetap fokus kerja," kata Budi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Jumat.
Budi mengatakan setelah menerima informasi mengenai isu rencana 15 menteri mundur, ia langsung mengonfirmasi satu-satu pada setiap menteri untuk memastikan kebenarannya.
Ternyata seluruhnya tegas menjawab tidak akan mundur dan tetap bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya.
Ia mencontohkan misalnya seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang juga terseret namanya dalam isu tersebut, ternyata saat ini tengah fokus menyiapkan materi untuk disampaikan dalam debat di Dewan Keamanan PBB.
"Beliau ini sedang mempersiapkan diri untuk debat di Dewan Keamanan PBB tentang Gaza dalam waktu ke depan. Jadi isu-isu ini diluruskan ke masyarakat," kata Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan adapun isu itu hanyalah opini yang merupakan asumsi, dengan demikian ada baiknya masyarakat mencari tahu lebih dulu faktanya.
Adapun informasi yang menyebutkan adanya rencana 15 menteri yang bakal mundur dari KIM awalnya bermula dari pernyataan Ekonom senior Faisal Basri dalam sebuah acara diskusi di Jakarta baru-baru.
Salah satu menteri yang disebutnya berencana mundur dari KIM ialah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia menyebut Sri Mulyani menteri yang secara moral paling siap untuk mundur dari kabinet.
Menurut Faisal, menteri dari kalangan teknokrat seperti Sri Mulyani siap mundur karena isu dukungan Presiden dalam pilpres.
Selain Sri Mulyani, Faisal juga menyebut beberapa nama lain seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.