Gula dalam buah-buahan juga dapat meningkatkan berat badan

id diet,kemenkes,isi piringku,gula,fruktosa,sukrosa,gula biang,pemanis buatan,obesitas

Gula dalam buah-buahan juga dapat meningkatkan berat badan

Ilustrasi buah dan sayur sebagai sumber serat (Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Ahli Gizi dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Firlianita Ahdiyanti mengemukakan gula yang dihasilkan oleh buah-buahan juga dapat menyebabkan berat badan meningkat.


"Apakah fruktosa atau gula dari buah-buahan juga bisa meningkatkan berat badan? bisa. Jadi jangan salah," katanya dalam diskusi mengenai pengaturan diet untuk obesitas yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Firli mengemukakan banyak orang yang salah kaprah dalam memahami hal tersebut, lantaran selama ini gula yang dianggap sebagai gula yang dapat meningkatkan berat badan dan harus dibatasi adalah gula refinasi atau sukrosa.   
  
Hal tersebut, kata dia, kerap dilakukan oleh orang yang sedang diet, karena ingin memakan-makanan yang manis, namun juga tetap ingin sehat dan mencukupi kebutuhan seratnya.

"Kalau dalam tumpeng gizi seimbang (klasifikasi makanan yang harus dikonsumsi), buah-buahan itu juga sudah ada takarannya. Ada batasan konsumsi buah dalam satu hari itu tiga sampai lima porsi, atau kurang lebih maksimal tiga buah apel dalam satu hari," ujarnya.  

Menurut Firli, peningkatan gula darah seseorang setelah memakan buah-buahan dapat terjadi tidak berdasarkan jenis buah yang dimakan, tetapi seberapa banyak seseorang tersebut mengonsumsi buah-buahan.  

Untuk itu, ia menganjurkan kepada orang yang sedang diet untuk melengkapi kebutuhan seratnya dengan mengombinasikan buah dengan sayur-mayur, agar kebutuhan serat tercukupi dengan tidak menambah asupan gula.  

Ia juga menganjurkan masyarakat untuk makan dengan pola gizi sehat seimbang, sesuai dengan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Program "Isi Piringku".  

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Sksono Harbuwono mengemukakan program gizi seimbang bertajuk "Isi Piringku" merupakan bentuk intervensi yang tepat dalam menekan laju pertumbuhan angka obesitas di Indonesia.  

"Program Isi Piringku yang telah diterapkan di Puskesmas merupakan langkah positif dalam mewujudkan gizi seimbang dan pencegahan obesitas," kata Dante.

Ia mengatakan melalui Program ‘Isi Piringku’ memuat seputar kualitas dan komposisi makanan yang dikonsumsi, yang sebelumnya dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna.

Secara umum, Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri atas 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri atas karbohidrat dan protein.