Sri Mulyani: Ekonomi RI resilien di tengah gejolak perekonomian global

id APBN,Sri Mulyani,IMF,Bank Dunia

Sri Mulyani: Ekonomi RI resilien di tengah gejolak perekonomian global

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (22/2/2024). (ANTARA/Bayu Saputra)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menilai ekonomi Indonesia masih tetap resilien di tengah pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih dalam posisi melemah.

“Untuk pertumbuhan ekonomi di antara berbagai negara ini, Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5,0 persen, masih relatif dalam posisi yang lebih baik dilihat dari G20 maupun di ASEAN,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani memperkirakan perekonomian global 2024 masih dalam posisi yang lemah, kendati inflasi terus mengalami moderasi, namun tingkat suku bunga yang tinggi masih akan terus berlanjut.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 hanya sebesar 3,1 persen. Begitu juga dengan Bank Dunia yang memprediksi perekonomian global hanya tumbuh 2,4 persen, lebih rendah dari kinerja perekonomian global 2023.

“Pelemahan global dan tren harga komoditas yang melemah harus kita waspadai karena akan berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Meskipun demikian, kinerja ekonomi Indonesia masih cukup baik dengan ditunjang oleh konsumsi rumah tangga yang masih terjaga tumbuh di 4,82 persen dari sisi pengeluaran dan sektor manufaktur tumbuh 4,64 persen dari sisi produksi.

Aktivitas konsumsi yang tetap kuat tersebut didukung oleh inflasi yang terkendali dan peran APBN sebagai shock absorber dalam menjaga daya beli masyarakat.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat tumbuh 4,4 persen atau 29,3 persen kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB). Konsumsi pemerintah juga memberikan kontribusi positif sebesar 2,95 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia alhamdulillah selama periode 2023 masih bisa bertahan di 5 persen atau dalam hal ini 5,05 persen. Ini karena kuartal empat tetap terjaga di atas 5 persen,” ujar Bendahara Negara tersebut.

Kinerja ekonomi Indonesia yang membaik juga ditunjang oleh PMI Manufaktur yang terus melanjutkan di zona ekspansif 52,9.

Pada tahun 2024, APBN akan terus dioptimalkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian nasional untuk mendorong akselerasi transformasi ekonomi yang lebih inklusif, lebih hijau, dan berkelanjutan.