Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Sigi, Akib Ponulele di Sigi, Senin, mengatakan tujuan digelarnya pangan murah kali ini membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
"Ini juga sebagai salah satu langkah untuk mengendalikan inflasi daerah dan menekan harga pangan di Kabupaten Sigi yang saat ini masih cukup tinggi," kata Akib Ponulele.
Akib menambahkan gerakan pangan murah ini untuk memperpendek niaga pangan yang selama ini pola distribusinya terlalu panjang, sehingga menyebabkan harga pangan yang dijual petani dengan harga pasar yang dibeli konsumen memiliki perbedaan cukup signifikan.
"Pangan murah ini dananya bersumber dari APBD dua dan APBN, kalau APBD dua digunakan untuk membiayai subsidi komoditi yang kita jual hari ini sedangkan biaya APBN itu untuk pembiayaan operasional," tutur Kadis Ketahanan Pangan Sigi.
Komoditi yang dijual pada pangan murah itu sebanyak 11 jenis yakni beras SPHP ukuran 5 kilogram, beras Premium ukuran 5 kilogram, telur, gula pasir ukuran satu kilogram, bawang merah, bawang putih, minyak goreng Kita ukuran satu liter, minyak goreng mitra ukuran dua liter, tepung terigu, dan telur puyuh.
Salah satu warga Maku bernama Nurjannah mengaku sangat terbantu dengan adanya gerakan pangan murah yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kalau minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari, kalau tepung terigu dan telur untuk kebutuhan buat kue. Ini sangat membantu masyarakat karena terus terang harga di pasar tradisional masih sangat tinggi," katanya.
Dia mengemukakan agar gerakan pangan murah bisa lebih sering dilakukan bahkan tidak hanya menjelang Idul Fitri tapi saat sebelum memasuki bulan Ramadhan.
"Harapannya gerakan pangan murah ini dapat dilaksanakan awal bulan Ramadhan dan harga beras di pangan murah ini sekitar Rp50 ribu tapi harga ditempat lain mencapai Rp100 ribuan," ucapnya.