Pemkab Parigi pastikan ketahanan pangan daerah 2024 memadai

id Ketahanan pangan, dinas ketahanan pangan, pemkabparimo, Rahmatia, Sulawesi Tengah, Parigi Moutong

Pemkab Parigi pastikan ketahanan pangan daerah 2024 memadai

Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Pangan Parigi Moutong Rahmatia memberikan keterangan terkait kondisi ketahanan pangan daerah. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah memastikan kondisi ketahanan pangan daerah tahun 2024 sangat memadai ditunjang ketersediaan stok bahan pokok utama yang cukup.
 
"Kami menjamin ketahanan pangan daerah terkendali, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," kata Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Pangan Parigi Moutong Rahmatia di Parigi, Sabtu.
 
Ia menjelaskan bahan pangan utama khususnya komoditas beras di kabupaten itu melimpah, karena Parigi Moutong salah satu daerah sentra pangan di Sulteng.
 
Menurut data Pemkab Parigi Moutong, setiap tahun kabupaten ini kelebihan produksi beras dengan rata-rata surplus sekitar 100 ribu ton lebih per tahun.
 
"Beberapa waktu lalu petani mulai panen serempak dan harga beras juga mulai stabil. Saat ini harga beras ditingkat gilingan Rp11 ribu per kilogram dan harga jual kembali di pasar sekitar Rp12 hingga Rp13 ribu per kilogram di bandingkan harga pada awal tahun 2024 sekitar Rp15 hingga 16 ribu per kilogram," ujarnya.
 
Selain itu, kata dia, Pemkab Parigi Moutong juga berkolaborasi dengan Perum Bulog dalam membantu pemerintah daerah (pemda) menjaga ketahanan pangan dan stabilisasi harga bahan pokok.
 
Menurut data Bulog ketersediaan pasokan pangan khususnya komoditas beras di Sulawesi Tengah mencapai 24 ribu ton.
 
"Pemerintah terus berupaya menjaga ketahanan pangan daerah dengan melakukan upaya-upaya konkret melalui intervensi pengawasan distribusi bahan pangan, antisipasi hingga pengendalian harga," tutur Rahmatia.
 
Ia menambahkan upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok oleh pihaknya melakukan melalui gerakan pangan murah (GPM), yang mana tahun ini gerakan tersebut dilaksanakan sebanyak 50 kali pada wilayah-wilayah yang dianggap rawan pangan maupun menghadapi hari-hari besar keagamaan.
 
"Kami juga terus memperkuat kolaborasi dengan petani, pedagang maupun distributor logistik maupun pemangku kepentingan pangan, ini dimaksudkan supaya komunikasi dan koordinasi dalam menghadapi situasi genting cepat teratasi," kata dia.