Organisasi-ROA dampingi kelompok penghidupan hijau promosi produk kopi

id Organisasi ROA ,Relawan untuk Orang Alam,Produk kopi ,Kelompok penghidupan hijau,Sulteng ,Kabupaten Poso

Organisasi-ROA dampingi kelompok penghidupan hijau promosi produk kopi

Sekretaris Kelompok Penghidupan Hijau Desa Bariri Octaviani Krisilia memegang Kopi Peranina, khas Lembah Behoa pada kegiatan penandatanganan kerja sama di Palu, Senin (8/7/2024). (ANTARA/Nur Amalia Amir)

Palu (ANTARA) - Organisasi Relawan Untuk Orang dan Alam (ROA) mendampingi masyarakat Desa Bariri, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso yang tergabung dalam kelompok penghidupan hijau untuk mempromosikan dan mengembangkan produk kopi khas daerah itu ke pasar lebih luas.

Direktur Relawan Orang dan Alam (RoA) Muhammad Soebarkah di Palu, Senin, mengatakan pihaknya berupaya untuk mendampingi kelompok usaha industri kecil menengah (IKM) agar dapat menjangkau pasar dan pemasaran lebih luas, salah satunya di Kota Palu.
"Kami memberikan pendampingan kepada kelompok penghidupan hijau dalam mengakses pemasaran dan promosi yang lebih luas, salah satunya promosi melalui hotel," katanya.
Pihaknya hadir untuk mendorong dan mendampingi kelompok ini untuk mengembangkan ekonomi kreatif, serta dapat memiliki akses untuk menjangkau pasar yang lebih luas, melalui pihak swasta, pemerintah atau LSM.

Karena itu, pihaknya memfasilitasi kelompok usaha ini untuk memperkenalkan produknya dengan melakukan kerja sama dengan Hotel Jazz Palu.
"Hotel bisa menjadi salah satu pintu untuk memperkenalkan produk-produk yang dimiliki oleh kelompok dari masyarakat Desa Bariri karena hotel adalah salah satu tempat yang dituju oleh banyak orang," ujarnya.
Sekretaris Kelompok Penghidupan Hijau Desa Bariri Octaviani Krisilia mengatakan pihaknya memiliki sejumlah produk, seperti kopi Peranina, kopi khas dari Lembah Behoa dan aneka cemilan.
"Untuk saat ini, produk kami adalah kopi, jenis kopi robusta dengan tiga varian. Untuk harganya Rp20 ribu ukuran per 100 gram. Saat ini, kami telah mengembangkan produk ini sejak April," ujarnya.

Ia mengatakan kelompok ini terdiri dari 10 orang yang didominasi oleh kelompok perempuan dengan yang terlibat aktif dari proses pemetikan, pemilahan, penjemuran hingga proses produksi.
Menurut dia, kopi ini mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat, maupun pendatang.

Hal itu terbukti dari cukup banyaknya peminat saat Festival Tampo Lore 2024 di Kecamatan Lore Tengah.

"Kami pertama kalinya memamerkan produk kopi pada Kegiatan Festival Tampo Lore 2024. Produknya habis 50 kemasan," ujarnya.
Karena itu, ia berharap melalui kerja sama dengan salah satu hotel di Kota Palu, pihaknya dapat memperkenalkan produk ini kepada masyarakat luas dan merambah kalangan menengah di daerah ini.
Sementara itu, I Wayan Suardana, Manajer Hotel mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan IKM di Sulawesi Tengah.
"Penandatanganan kerja sama ini merupakan komitmen kami dalam membantu untuk mengembangkan usaha dan ekonomi kreatif di daerah kita," katanya.
Kopi dan produk lainnya akan diperkenalkan terlebih dahulu kepada tamu dan apabila mendapatkan respon positif, maka kerja sama dapat terus berlanjut.