Berlin (ANTARA) - Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, Senin (8/7), mengatakan bahwa Eropa juga memiliki "kebijakan perang" sehubungan dengan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Dia menunjukkan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk beralih dari kebijakan perang ke kebijakan perdamaian.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Bild dan Welt, yang berafiliasi dengan kelompok Axel Springer Jerman, Orban mengkritik posisi Eropa mengenai perang dan berkata: "saya menyesal harus mengatakan ini, tetapi Eropa juga memiliki kebijakan perang."
Dia menyerukan benua itu untuk "menjalankan kebijakan otonom" dari AS: "Karena korban sebenarnya dari kedua pihak yang bertikai adalah perekonomian Eropa dan populasi Eropa."
Menyatakan bahwa dia yakin tidak akan ada solusi frontal terhadap konflik Rusia-Ukraina, pemimpin Hongaria tersebut menekankan: "Rakyat, kami, dunia menginginkan perdamaian. Berhentilah saling membunuh."
"Mari kita mulai negosiasi atau setidaknya menyadari bahwa tidak ada solusi di lapangan," desaknya.
Dia mengenang pertemuannya di Kiev dan Moskow, dan mengatakan: "Saya berkesempatan berbicara dengan presiden Ukraina dan Rusia. Percayalah, dua atau tiga bulan ke depan akan jauh lebih brutal dari yang kita duga."
Dia menekankan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk beralih dari kebijakan perang ke kebijakan perdamaian.
"Argumen utamanya adalah nyawa manusia tidak boleh hilang," sarannya. "Ini adalah motivasi moral yang paling penting."
"Tetapi ini juga demi kepentingan Eropa sendiri karena apa yang terjadi di sini sangat buruk bagi kami," kritiknya.
Menyatakan bahwa banyak politisi Eropa "segera menginginkan solusi yang tidak ada", Orban mengatakan: "Jalan menuju perdamaian dimulai ketika mereka yang berperang atau hampir berperang menginginkan perdamaian."
"Perang tidak jatuh dari langit," katanya, seraya menambahkan: "Perang adalah akibat dari keputusan orang-orang tertentu. Itulah sebabnya kita perlu menemukan para pemimpin dunia ini."
"Apa yang dilakukan China, AS dan UE?" tanya politisi Hongaria itu.
"China mempunyai rencana perdamaian. Amerika punya kebijakan perang," ujarnya. "Eropa hanya meniru posisi Amerika dibandingkan melakukan pendekatan strategisnya sendiri."
Orban lebih lanjut berpendapat bahwa perang yang sedang berlangsung tidak akan pernah terjadi jika mantan kanselir Jerman Angela Merkel tetap menjadi kanselir "karena Merkel memiliki kemampuan, pemahaman dan keterampilan untuk mengisolasi konflik yang berdampak buruk bagi Eropa."
Sumber: Anadolu
Berita Terkait
Turki sebut peta maritim Uni Eropa "batal demi hukum"
Minggu, 17 November 2024 9:26 Wib
Albania targetkan bergabung dengan Uni Eropa pada 2030
Jumat, 8 November 2024 14:49 Wib
Ketua Komisi EU bertemu Presiden Turki bahas hubungan, Gaza
Jumat, 8 November 2024 9:49 Wib
Komisioner pertahanan: Uni Eropa hadapi banyak ancaman eksistensial
Jumat, 8 November 2024 8:49 Wib
Ketua DPD nilai kemitraan RI-UAE harus ditingkatkan
Kamis, 7 November 2024 8:34 Wib
Laporan Uni Eropa: Kehidupan umat Islam di Eropa semakin menantang
Minggu, 27 Oktober 2024 6:18 Wib
Kepala kebijakan LN Uni Eropa kecam serangan Israel kepada UNRWA
Rabu, 23 Oktober 2024 9:49 Wib
Pemerintah sebut penerapan EUDRberpotensi tertunda satu tahun
Kamis, 3 Oktober 2024 13:56 Wib