Pemprov Sulteng terus tingkatkan wawasan moderasi beragama pemuda di Palu
Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meningkatkan wawasan moderasi beragama pemuda-pemudi lintas agama di Kota Palu guna mencegah masuknya paham radikalisme di provinsi ini.
"Sulawesi Tengah sebagai provinsi dengan penduduk majemuk yang memiliki beragam suku, agama, budaya dan bahasa. Daerah ini memiliki potensi besar untuk terjadinya konflik dan perpecahan," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Sulteng Sudaryano R. Lamangkona pada kegiatan lokakarya literasi moderasi beragama di Palu, Kamis.
Ia menyebutkan salah satu yang dapat memicu konflik, yakni pemahaman agama yang sempit dan ekstrem yang dapat mengarah pada radikalisme dan intoleransi.
Terlebih pada era digital 4.0 dan sosial 5.0 yang semakin berkembang, kata dia, ancaman pengaruh radikalisme semakin nyata dan menjadi tantangan baru dalam menciptakan harmonisasi kehidupan bermasyarakat di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah.
Oleh karena itu, pihaknya melaksanakan literasi digital moderasi beragama dengan mengusung tema 'moderasi beragama sebagai konsep kehidupan bermasyarakat di Sulawesi Tengah berbasis nilai toleransi kekeluargaan dan gotong royong dalam era digital 4.0 & Sosial 5.0'.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang agama yang moderat, dan sejalan dengan nilai-nilai budaya bangsa," ujarnya.
Selain itu, untuk membangun masyarakat yang toleran, menghargai perbedaan dan hidup dalami dalam bingkai kebhinnekaan, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan pemahaman generasi muda terkait moderasi beragama dan mengimplementasikan hal itu di kehidupan sehari-hari agar terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang sejahtera di Sulteng.
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengatakan giat ini merupakan momen yang sangat penting untuk memperkuat fondasi kehidupan bermasyarakat di Sulawesi Tengah.
"Era digital telah membawa banyak perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, dimana teknologi semakin canggih seperti kecerdasan buatan. Karena itu, literasi moderasi beragama menjadi sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan," ujarnya.
Lanjut dia, saat ini juga memasuki era sosial dimana teknologi dan kemanusiaan perlu berjalan beriringan untuk menciptakan kesejahteraan yang baik bagi masyarakat dan masyarakat agar lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi.
Ia mengatakan hal ini untuk meningkatkan kualitas hidup, dalam hal ini dengan moderasi beragama yang berbasis nilai-nilai toleransi, kekeluargaan, gotong royong yang dapat menciptakan masyarakat inklusif dan harmonis menuju Indonesia Emas 2045.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta dari organisasi mahasiswa se-Kota Palu, pengurus atau perwakilan remaja masjid, pengurus atau perwakilan pemuda gereja, dan pengurus perhimpunan pemuda Hindu di Kota Palu.