Laporan tersebut mengatakan bahwa langkah ini akan berlaku untuk kepemilikan Eropa dari aset bank senilai 260 miliar euro (282 miliar dolar AS atau sekitar Rp4,5 kuadraliun) yang dibekukan di luar Rusia.
Laporan itu juga menyatakan akan "memberikan mitra G7 tingkat prediktabilitas tertinggi" terkait pembayaran kembali pinjaman 50 miliar dolar AS (sekitar Rp811 triliun) kepada Ukraina.
Pada pertengahan Juni, para pemimpin G7 menyetujui struktur pinjaman untuk menyediakan setidaknya 50 miliar dolar AS (sekitar Rp811 triliun) kepada Ukraina pada akhir tahun 2024, yang akan dibayar kembali dari keuntungan dari pembekuan aset Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut keputusan tersebut sebagai contoh pencurian.
Sumber: Sputnik-OANA