Dinkes imbau warga Kota Palu tidak panik terkait penyakit cacar monyet

id Mpox, cacar monyet, dinkespalu, Rochmat Jasin, Pemkotpalu, Sulteng, cacar

Dinkes imbau warga Kota Palu tidak panik terkait penyakit cacar monyet

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Rochmat Jasin. ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kota Palu mengimbau warga di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu tidak panik secara berlebihan terkait penyakit cacar monyet atau Monkeypox (Mpox).


 


"Penyakit Mpox menjadi perhatian pemerintah, tetapi masyarakat jangan sampai panik berlebihan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Rochmat Jasin di Palu, Sabtu.


 


Ia mengemukakan cacar monyet dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak dilakukan secara cepat dan tepat. Oleh sebab itu pihaknya terus melakukan pemantauan bila ada pasien yang menunjukkan gejala mengarah kepada penyakit tersebut. Jika ditemukan, maka petugas medis segera mengambil sampel untuk dikirim ke laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemenkes).


 


Dinkes setempat juga menginstruksikan fasilitas kesehatan pemerintah agar melakukan upaya-upaya pencegahan, salah satunya melalui kampanye promosi kesehatan kepada masyarakat.


 


"Masyarakat tidak perlu resah. Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satu bentuk pencegahan yang efektif, termasuk menjaga pola makan dan daya tahan tubuh," ujarnya.


 


Ia menjelaskan, Mpox merupakan salah satu penyakit menular, namun tidak mudah menular kepada manusia karena penularannya bila terjadi kontak erat dengan penderita.


 


Masyarakat diminta selalu menjaga kebersihan, di mana gejala dan tanda-tanda penyakit tersebut yakni demam, sakit kepala, nyeri otot, ruam melepuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening.


 


"Bila ada yang mengalami gejala serupa, segera ke dokter atau fasilitas kesehatan lainnya. Tentunya petugas kesehatan akan sigap terhadap kasus cacar monyet," tutur Rochmat.


 


Ia menambahkan, pada tahun lalu pihaknya mengambil dua sampel yang dicurigai cacar monyet, namun setelah diperiksa di laboratorium hasilnya negatif.


 


"Selama periode Januari hingga September 2024 juga ditemukan gejala klinis cacar monyet, tapi setelah sampel diperiksa hasilnya negatif. Kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan masing-masing," kata dia.