Donggala (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala, Sulawesi Tengah mengajak semua pihak berkolaborasi dan bersinergi dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat melalui integrasi program-program lintas sektor.
"Saat ini permasalahan pemerintah daerah adalah masih rendahnya SDM, masalah kemiskinan, tingginya angka stunting, kehamilan anak di kalangan remaja, serta kematian ibu dan bayi," kata Wakil Bupati Donggala Taufik M Burhan di Banawa, Rabu.
Ia mengemukakan salah satu upaya pemerintah daerah melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) untuk mengarahkan masyarakat agar mempunyai rencana berkeluarga dalam membentuk keluarga berkualitas.
"Tentunya ini mampu meningkatkan produktivitas dalam memberdayakan ekonomi keluarga serta lebih siap dalam menghadapi tantangan pembangunan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh keluarga dan masyarakat," ucapnya.
Ke depan, kata dia, peran tim pendamping keluarga penting sebagai upaya percepatan penanggulangan masalah kemiskinan, stunting, serta kematian ibu dan bayi di daerah itu.
Ia mengatakan tim pendamping keluarga di masing-masing wilayah agar tetap fokus kepada pendampingan calon pengantin, ibu hamil, pasca-persalinan, balita di bawah dua tahun (baduta) dan balita untuk mencegah ibu melahirkan anak yang stunting.
Baca juga: Wakil Ketua MPR-RI salurkan bantuan untuk korban banjir di Donggala
Baca juga: Pemkab Donggala pastikan sebanyak 109 Koperasi Desa Merah Putih terbentuk
Menurut dia, pengembangan SDM yang baik melalui keluarga berkualitas hal penting dilakukan sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas SDM dari sisi pendidikan dan kesehatan.
Pemkab Donggala sudah membentuk tim percepatan penurunan stunting, baik tingkat kabupaten, kecamatan, maupun desa/kelurahan, termasuk tim pendamping keluarga dan tim audit kasus stunting terdiri atas para pakar.
Taufik berharap, kinerja tim percepatan penurunan stunting di semua wilayah itu bisa menjadi upaya pemerintah daerah dalam percepatan penurunan kasus stunting.
"Kami optimistis pada tahun 2029 angka stunting di Donggala dengan target turun di angka 14 persen bisa tercapai," ujarnya.
Kasus stunting di Kabupaten Donggala pada 2022 sebesar 32,4 persen, pada 2023 naik menjadi 34,1 persen, pada 2024 turun menjadi 22,3 persen atau terjadi penurunan 11,8 persen berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).