Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) memperkuat daya saing dan nilai tambah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui program inkubasi bisnis Pabeta Sulteng 2025.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulteng Sisliandy Ponulele, di Palu, Senin, mengatakan program inkubasi merupakan langkah strategis pemerintah daerah untuk memperkuat UMKM menghadapi tantangan di era digital saat ini.
“Kami ingin UMKM di Sulawesi Tengah semakin tangguh, tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga mampu bersaing di tingkat nasional maupun global,” katanya pula.
Ia menjelaskan bahwa program inkubasi selaras dengan visi pemerintah provinsi untuk menjadikan Sulteng sebagai wilayah pertanian dan industri yang maju serta berkelanjutan.
Program ini, kata dia, bertujuan meningkatkan kapasitas tenant dalam manajemen usaha, keuangan, dan legalitas, mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran UMKM.
Selain itu, menyiapkan tenant agar memiliki branding, produk inovatif, serta strategi bisnis yang siap bersaing serta membuka akses tenant pada lembaga keuangan dan investor melalui business matching.
Dia menyebut produk unggulan daerah seperti bawang goreng, kopi, cokelat, dan durian menjadi fokus pengembangan dalam program ini karena dinilai memiliki daya saing tinggi dan peluang ekspor.
Sebanyak 25 UMKM atau tenant terpilih dari berbagai kabupaten/kota di Sulteng mengikuti program inkubasi tersebut setelah melewati proses seleksi dari 150 UMKM dalam pra-inkubasi yang dilaksanakan sejak awal Agustus.
Kegiatan pelatihan dan mentoring berlangsung selama lima hari, mulai dari 8-12 September, di Aula UPT Balai Pelatihan Dinkop UKM Sulteng.
Ia menjelaskan pada program ini, peserta mendapatkan pendampingan komprehensif meliputi penguatan kewirausahaan, pengembangan produk, strategi pemasaran digital, manajemen keuangan, hingga simulasi pitching kepada investor.
Manajer Inkubator Pabeta Sulteng Mardiyah menjelaskan program ini menekankan dua fokus utama, yaitu Go Digital melalui pemanfaatan marketplace, media sosial, dan teknologi digital, serta Go Green dengan produk ramah lingkungan berbasis ekonomi sirkular.
“Selama kegiatan, sebanyak 226 sesi coaching dan mentoring dijadwalkan dalam bentuk kelompok, individu, maupun daring sampai November,” ujarnya.
Ia menjelaskan target capaian program ini, meliputi penyelesaian Business Model Canvas (BMC) oleh seluruh tenant, peluncuran kanal digital baru oleh 15 tenant, proses sertifikasi PIRT/Halal oleh 10 tenant, serta kesiapan delapan tenant untuk pitching dengan investor.
