Palu (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sulawesi Tengah mendukung program nasional eliminasi Tuberkulosis (TBC) di lingkungan pemasyarakatan melalui pelaksanaan kegiatan skrining Active Case Finding (ACF) TBC bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
“Program eliminasi TBC di lapas bukan hanya kegiatan medis, tetapi juga bentuk nyata tanggung jawab negara dalam menjamin hak kesehatan bagi warga binaan,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Pelayanan Kanwil Ditjenpas Sulteng Irpan di Palu, Selasa.
Ia mengatakan menjaga kesehatan warga binaan merupakan bagian dari pelayanan publik yang berkeadilan dan berorientasi pada hak asasi manusia.
Ia menjelaskan pada hari pertama, sebanyak 250 warga binaan mengikuti skrining dari total target 692 peserta di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palu.
Pemeriksaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu skrining gejala awal oleh petugas medis lapas dan rontgen dada menggunakan peralatan mobile milik Tirta Medical Center.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini melibatkan Dinas Kesehatan Kota Palu, Puskesmas Bulili, Puskesmas Sangurara (Rujukan TCM), serta Tirta Medical Center (TMC) sebagai penyedia layanan rontgen mobile, dan Tim Perawatan Lapas Palu.
Lebih lanjut, Irpan menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit menular di lingkungan hunian tertutup seperti lapas, sekaligus memastikan pemenuhan hak kesehatan warga binaan.
Program ini juga merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Nomor PAS.6.PK.07.03-442 tentang Pelaksanaan Penemuan Kasus TBC melalui Rontgen Dada di Lapas/Rutan/LPKA di seluruh Indonesia.
Pihaknya akan terus mendorong agar kegiatan serupa dilakukan secara berkala di seluruh UPT Pemasyarakatan.
“Seluruh warga binaan wajib dilakukan pemeriksaan, hal ini menjadi langkah konkret kami dalam menjamin hak kesehatan mereka,” katanya.
Melalui pelaksanaan skrining ACF TBC ini, kata dia, Kanwil Ditjenpas Sulteng berharap dapat memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular, serta mewujudkan lapas yang sehat, bersih, dan bebas TBC.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Palu Makmur, menegaskan pentingnya kegiatan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh warga binaan.
“Lingkungan lapas memiliki risiko tinggi penularan TBC. Karena itu, deteksi dini menjadi langkah penting agar penanganan bisa cepat dan tepat,” ujarnya.
Menurut dia, hal ini bukan hanya tentang kesehatan individu, tapi juga keamanan lingkungan lapas secara keseluruhan.
