Sulteng miliki delapan komoditas unggulan perkebunan

id somba

Sulteng miliki delapan komoditas unggulan perkebunan

Asisten Administrasi Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulteng, Bunga Elim Somba. (Foto Antara/Anas Masa)

Delapan komoditas unggulan yakni kakao, kelapa dalam, cengkeh, kopi, pala, kelapa sawit, karet dan lada yang dipandang mendukung pengembangan sektor perkebunan di Sulteng
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mencatat berdasarkan statistik 2016, daerah tersebut memiliki sekitar delapan komoditas unggulan daerah pada sektor perkebunan.

"Delapan komoditas unggulan yakni kakao, kelapa dalam, cengkeh, kopi, pala, kelapa sawit, karet dan lada yang dipandang mendukung pengembangan sektor perkebunan di Sulteng," kata Asisten Administrasi Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulteng, Bunga Elim Somba di Palu, Jumat.

Elim menjelaskan Sulteng memiliki wilayah daratan seluas 61.849 kilometer persegi dan perairan seluas 193.923 kilometer persegi, terdiri dari 12 kabupaten dan satu kota dengan jumlah penduduk sebanyak 2.785.488 jiwa.

"Dari luas daratan, tercatat untuk penggunaan lahan sawah irigasi dan tadah hujan seluas 168,250 hektare dan untuk penggunaan lahan perkebunan seluas 681.685 hektare," jelas Elim. 

Hal itu juga disampaikan Bunga Elim saat membuka pertemuan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) pagu indikatif 2019, lingkup Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian tingkat nasional, di Kota Palu, belum lama ini.

Menurut Elim, upaya pembangunan pertanian Sulteng tahun 2016-2021 dihadapkan pada sejumlah perubahan strategis, baik di tingkat lokal, regional maupun internasional yang menuntut produk-produk pertanian yang dihasilkan harus bisa bersaing di pasar lokal, regional dan global.

Ia mengatakan, dengan berlimpahnya sumber daya alam di Sulteng, dapat dijadikan keunggulan dalam bersaing melalui pengelolaan perkebunan oleh SDM terdidik dengan penerapan teknologi, manajemen kelompok tani dan kemitraan. 
Sehingga ekspor komoditas bukan hanya bahan mentah, tapi berupa hasil olahan serta perbaikan infrastruktur pertanian.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan yang diwakili Kabag Perencanaan Dirjen Perkebunan Deden T Jamaya mengatakan pagu indikatif Dirjen Perkebunan tahun anggaran 2019 telah ditetapkan sebesar Rp1,1 Triliun, dengan fokus penggunaan untuk menginisiasi pembangunan komoditas perkebunan yang menjadi prioritas nasional. 

Baca juga: Harga Sejumlah Komoditi Unggulan Sulteng Bertahan