DP3A : Perempuan dan anak rentan alami kekerasan di lokasi pengungsian

id DP3A SULTENG,perempuan dna anak,pengungsian

DP3A : Perempuan dan anak rentan alami kekerasan di lokasi pengungsian

Kegiatan penguatan trauma healing berbasis komunitas, diselenggarakan oleh DP3A Sulteng untuk perlindungn perempuan dan anak pascabencana Palu. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Dinas Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulawesi Tengah mengemukakan perempuan dan anak rentan mengalami kekerasan di lokasi pengungsian korban bencana alam di Palu, Kabupaten Sigi, Donggala serta Parigi Moutong sehingga peru penanganan yang lebih intensif untuk melindungi mereka.

Kepala DP3A Sulawesi Tengah, Ihsan Basir, mengemukakan di Palu, Selasa, kondisi sosial menyangkut posisi perempuan dan anak di masyarakat, status pernikahan, status ekonomi mereka pascabencana menjadi faktor penunjang kerentanan mereka mengalami kekerasan.

Ihsan menyebut sarana dan prasarana yang di bangun di lokasi pengungsian pascabencana, terkadang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan khusus yang mampu menunjang pemenuhan perlindungan perempuan dan anak.

Misalkan, toilet dan kamar mandi yang dibangun seadanya, cenderung beresiko terjadinya pelecehan seksual. Jarak toilet dan kamar mandi yang jauh, serta penerangan yang seadanya juga membahayakan keselamatan kaum perempuan dan anak di lokasi-lokasi pengungsian.

Belum lagi, penempatan tenda-tenda penampungan/pengungsian yang mencampur adukan, seluruh masyarakat/korban tanpa memilah berdasarkan jenis kelamin dalam satu lokasi atau tempat, turut menunjang faktor kerentanan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Sarana prasarana yang memadai menjadi kunci utama dalam memenuhi hak-hak kaum hawa agar terhindar dari kekerasan," sebut Ihsan.

Ihsan mengutarakan, idealnya pembangunan sarana prasarana di lokasi pengungsian harus mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.