ACT bantu pulihkan ekonomi korban bencana Sigi dengan usaha bawang goreng

id Bencana Sigi,ACT

ACT bantu pulihkan ekonomi korban bencana Sigi dengan usaha bawang goreng

Ibu-ibu korban bencana gempa dan likuifaksi Sigi sedang menggoreng bawang sebagai bentuk pemberdayaan yang di lakukan oleh ACT, di lokasi pengungsian Desa Langaleso, Selasa. (Dokumen ACT)

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bantu memulihkan kondisi ekonomi korban gempa dan likuifaksi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Guna membantu perekonomian keluarga, Selasa siang (21/5/2019) sebanyak empat puluh ibu rumah tangga yang tinggal di kompleks Integrated Community Shelter (ICS) atau hunian nyaman terpadu di Desa Langaleso, Kabupaten Sigi memulai usaha mereka dengan memproduksi bawang goreng.

Tim pendamping ICS-ACT Sisi Nursam Labaso mengatakan usaha bawang goreng bagi penyintas, menjadi salah satu program pemberdayaan oleh Aksi Cepat Tanggap bagi ibu rumah tangga yang tinggal di hunian nyaman terpadu.

Ke depan, diharapkan mereka bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. "Ibu rumah tangga yang terlibat sebanyak empat puluh orang , yang terbagi empat kelompok. Masing-masing kelompok memproduksi 40 KG bawang goreng,” Kata Sisi di ICS-ACT.

Bahan baku usaha bawang goreng ini juga dibeli ACT dari korban bencana alam di Kabupaten Sigi seperti di Desa Watunonju dan Soulowe.

Sisi menyatakan hasil produksi bawang goreng akan dipasarkan di semua daerah di Sulawesi Tengah bahkan luar Sulawesi Tengah. "Saat ini sudah ada sejumlah pengepul yang akan membeli bawang goreng tersebut. Bahkan para pengepul itu berasal dari Sumatar Utara, Bali dan Jakarta. Bawang goreng hasil prduksi penyintas ini dijual seharga Rp200.000 Per Kilogramnya,” kata Sisi.

Salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di ICS Langaleso, Zufni (58) mengungkapkan apresiasinya terhadap ACT yang terus bersama warga kabupaten sigi setelah bencana alam.

Menurutnya, ekonomi warga di Sigi khususnya di Desa Langleso cukup lesu apalagi sawah di wilayah itu tidak bisa berproduksi. "Kami sangat senang diberikan pekerjaan seperti ini yang dapat membantu ekonomi keluarga kami. Kami berharap kepada ACT agar program seperti ini terus jalan hingga kami bisa mandiri,” tutur Zufni.

Program recovery ACT tidak hanya melakukan pemberdayaan kelompok usaha bawang goreng, namun juga pemberdayaan kelompok tani dan peternakan. Khusus pemberdayaan kelompok pertanian ACT saat ini sedang membangun sumur yang tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi.

Sumur tersebut diharapkan dapat mengaliri persawahan warga. Seperti diketahui Kabupaten Sigi merupakan salah satu Kabupaten penyangga produksi pertanian di Sulawesi Tengah.

Sejumlah kebutuhan pokok yang dijual di Pasar tradisional di Kota Palu diperoleh dari Kabupaten Sigi. Gempa bermagnitudo 7,4 yang disusul tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 silam tidak hanya menelan ribuan korban jiwa namun juga berdampak pada produksi pertanian di Kabupaten Sigi.

Warga yang bekerja sebagai petani kini kehilangan pekerjaan. Ribuan hektar persawahan di wilayah itu kekeringan dan tidak bisa berproduksi akibat irigasi pertanian rusak berat.

Sejumlah petani di wilayah itu kini menjadi pekerja serabutan seperti menjadi buruh bangunan. Sementara petani lainnya mencoba menanam palawija yang hanya mengandalkan air hujan.

Di tengah himpitan ekonomi penyintas bencana, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap terus berikhtiar untuk membantu memulihkan ekonomi warga melalui program pemulihan ekonomi.

Ibu-ibu korban bencana gempa dan likuifaksi Sigi sedang menggoreng bawang sebagai bentuk pemberdayaan yang di lakukan oleh ACT, di lokasi pengungsian Desa Langaleso, Selasa. (Dokumen ACT)