FAO kucurkan bantuan untuk petani dan nelayan di Sulawesi Tengah

id FAO,bantuan FAO untuk Palu,Palu Sigi Donggala,gempa tsunami palu

FAO kucurkan  bantuan untuk petani dan nelayan di Sulawesi Tengah

Direktur FAO di Indonesia Stephen Rudgad (tengah), perwakilan Bappenas dan pemerintah lokal berfoto bersama dengan penerima bantuan di kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Selasa (2/7/2019). (FAO Indonesia)

Kami ingin memastikan bahwa penduduk lokal di daerah yang terkena dampak dapat melanjutkan kehidupan normal mereka

Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) bekerjasama dengan lembaga pemerintah setempat di Sulawesi Tengah mengucurkan bantuan kepada para keluarga petani dan nelayan di kabupaten Palu, Sigi dan Donggala.

Bantuan pertanian diberikan kepada lebih dari 8.000 rumah tangga petani di 132 desa di 21 kecamatan di Sulawesi Tengah yang terkena dampak gempa dan tsunami pada September 2018, menurut keterangan tertulis dari FAO yang diterima di Jakarta, Selasa.

Bantuan pertanian yang didistribusikan termasuk 430 ton pupuk, lebih dari tujuh ton benih jagung, tomat, dan cabai rawit, dan lebih dari 500 ribu meter mulsa plastik.

Pada Juni 2019, FAO juga memberikan bantuan tunai kepada sekitar 4.000 rumah tangga dengan ibu hamil dan menyusui dan anak berusia di bawah lima tahun yang ada di 175 desa.

Pada bulan Juli ini, FAO akan menyediakan peralatan memancing, termasuk jaring dan kotak pendingin, untuk sekitar 3.000 rumah tangga nelayan di daerah yang terkena dampak bencana.

Baca juga: FAO pemulihan 70.000 petani-nelayan di Sulteng

"Ini adalah bagian dari mandat kami untuk memberikan bantuan darurat untuk memulihkan produksi pangan dan membangun kembali mata pencaharian petani dan nelayan di Palu, Sigi dan Donggala," kata Stephen Rudgard, Perwakilan FAO di Indonesia.

"Kami ingin memastikan bahwa penduduk lokal di daerah yang terkena dampak dapat melanjutkan kehidupan normal mereka," ujar Rudgard dalam upacara distribusi bantuan yang diadakan di Sigi.

Komponen FAO tentang keamanan pangan dengan anggaran satu juta dolar AS adalah bagian dari program yang lebih besar yang dibiayai oleh Dana Tanggap Darurat Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (CERF) untuk membantu Pemerintah merespons gempa dan tsunami.

Komponen FAO dirancang untuk memulihkan produksi pangan dan meningkatkan mata pencaharian rumah tangga yang rentan terkena dampak bencana. FAO juga menargetkan masyarakat yang paling rentan terkena dampak bencana dan bergantung pada pertanian dan perikanan.

Dalam memilih rumah tangga nelayan dan petani yang akan dibantu, FAO berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan otoritas desa di Sulawesi Tengah.

Nono Rusono, Koordinator Proyek Nasional dari Bappenas, mengatakan bahwa lokasi bencana adalah fokus Bappenas dalam pembangunan.

"Bappenas menilai kerja sama dengan mitra pembangunan seperti FAO akan mempercepat upaya rehabilitasi dan rekonstruksi, terutama sektor pangan dan pertanian," kata Nono.

FAO telah mendukung masyarakat Indonesia selama hampir 70 tahun dengan program-program untuk meningkatkan produksi dan pasokan makanan.

Baca juga: FAO kucurkan bantuan bernilai Rp14 miliar untuk korban bencana Sulteng