Ribuan bilik huntara di Palu, Sigi dan Donggala belum terisi
Sebab musabab ribuan huntara siap huni itu masih kosong adalah data calon penghuni huntara yang disiapkan oleh pemda setempat yang belum seluruhnya tervalidasi.
Palu (ANTARA) - Sampai hari ini mnasih ribuan unit hunian sementara (huntara) yang telah siap huni belum juga terisi padahan banyak pengungsi yang masih hidup dan tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Memasuki bulan ke-11 pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala 2018, seharusnya puluhan ribu pengungsi yang kehilangan tempat tinggal sudah menempati hunian-hunian sementara (huntara) yang dibangun baik oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Ada 4.272 bilik hunian sementara yang sudah terisi sementara 3.996 bilik belum terisi. Sisanya ada huntara di 16 lokasi yang belum terdata," kata Kepala Balai Wilayah Prasarana Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Ferdinand Kana Lo di Palu, Senin.
Menurutnya, sebab musabab ribuan huntara siap huni itu masih kosong adalah data calon penghuni huntara yang disiapkan oleh pemda setempat yang belum seluruhnya tervalidasi.
"Cara mengatasi huntara yang belum dihuni, saya mohon pejabat di semua sektor dan pihak terkait di tingkat pemerintah kabupaten, kota dan provinsi agar proaktif, terlebih data calon penghuni huntara segera divalidasi," imbaunya.
Selain itu ia meminta pihak-pihak yang terkait agar mengajak pengungsi yang berhak menghuni huntara yang sampai hari ini masih tinggal di tenda-tenda pengungsian agar segera pindah ke huntara.
"Serta memberi pemahaman kepada pengungsi korban terdampak gempa bumi, tsunami dan likuifaksi bahwa pemerintah telah memberikan bantuan berupa huntara yang tersebar di tiga daerah yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi untuk mengatasi kesulitan tempat tinggal," ucapnya.
Ia juga meminta bantuan instansi-instansi terkait agar mendata kembali pengungsi korban bencana yang ingin masuk ke huntara.
Memasuki bulan ke-11 pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala 2018, seharusnya puluhan ribu pengungsi yang kehilangan tempat tinggal sudah menempati hunian-hunian sementara (huntara) yang dibangun baik oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Ada 4.272 bilik hunian sementara yang sudah terisi sementara 3.996 bilik belum terisi. Sisanya ada huntara di 16 lokasi yang belum terdata," kata Kepala Balai Wilayah Prasarana Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Ferdinand Kana Lo di Palu, Senin.
Menurutnya, sebab musabab ribuan huntara siap huni itu masih kosong adalah data calon penghuni huntara yang disiapkan oleh pemda setempat yang belum seluruhnya tervalidasi.
"Cara mengatasi huntara yang belum dihuni, saya mohon pejabat di semua sektor dan pihak terkait di tingkat pemerintah kabupaten, kota dan provinsi agar proaktif, terlebih data calon penghuni huntara segera divalidasi," imbaunya.
Selain itu ia meminta pihak-pihak yang terkait agar mengajak pengungsi yang berhak menghuni huntara yang sampai hari ini masih tinggal di tenda-tenda pengungsian agar segera pindah ke huntara.
"Serta memberi pemahaman kepada pengungsi korban terdampak gempa bumi, tsunami dan likuifaksi bahwa pemerintah telah memberikan bantuan berupa huntara yang tersebar di tiga daerah yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi untuk mengatasi kesulitan tempat tinggal," ucapnya.
Ia juga meminta bantuan instansi-instansi terkait agar mendata kembali pengungsi korban bencana yang ingin masuk ke huntara.