Realisasi rehab-rekon rumah bencana Pasigala baru capa 10 persen

id Pasigala,Sulteng,Sandi,Rumah rusak,Korem 132/tadulako

Realisasi rehab-rekon rumah bencana Pasigala baru capa 10 persen

Sejumlah warga membangun kembali rumah mereka yang sebelumnya rusak berat dengan menggunakan dana stimulan perbaikan rumah rusak bantuan pemerintah di Desa Lolu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (17/10/2019). Setahun usai bencana gempa, warga mulai memperbaiki dan membangun kembali rumah mereka dengan menggunakan dana stimulan bantuan pemerintah sebesar Rp 50 juta untuk kategori rusak berat kemudian Rp 25 juta untuk kategori rusak sedang dan Rp 10 juta untuk rusak ringan. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/pd.

Kenapa TNI diminta membantu, karena sipil tidak sanggup, walaupun untuk tahap satu ada 250 prajurit TNI yang diminta untuk membantu dan mendampingi masyarakat memperbaiki rumahnya yang rusak
Palu (ANTARA) - Realisasi rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) rumah rusak berat, sedang dan ringan akibat gempa, tsunami dan likuefaksi 2018 di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala) tahap satu baru mencapai 10 persen.

Pembangunan tahap satu dengan menggunakan dana stimulan bantuan pemerintah pusat itu ditargetkan sebanyak 4.522 unit rumah.

"Dana stimulan tahap satu sudah cair sejak April. Dari 4.522 unit, hingga memasuki tujuh bulan baru 10 persen yang selesai diperbaiki," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah, Bartolameus Tandigala di Palu, Selasa.

Pada rapat evaluasi pemanfaatan dana stimulan rumah rusak di Aula Manggala Sakti, Markas Korem 132/Tadulako, Bartolameus mengatakan selama proses rehab-rekon pascabencana tidak mengenal masa darurat, namun, tiga daerah terdampak bencana 2018 di Sulteng mengalami masa itu. 

Dia mengatakan saat realisasi rehab rekon baru 10 persen, dana stimulan tahap dua sudah ditransfer lagi pemerintah pusat ke rekening pemerintah daerah yang dikelola BPBD Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.

"Bulan puasa tinggal beberapa bulan lagi. Perlu percepatan dan strategi khusus yang harus kita bicarakan bersama, terutama oleh pokmas, fasilitator dan aplikator," ujarnya.

Baca juga: Danrem dan Komenkopolhukam tinjau lokasi kerja Satgas rehab rekon pascabencana

Bartolameus meminta agar TNI turut membantu mengatasi permasalahan tersebut, sebab tanpa bantuan prajurit-prajurit TNI yang terampil, pemerintah daerah dan masyarakat tidak berdaya.

"Kenapa TNI diminta membantu, karena sipil tidak sanggup, walaupun untuk tahap satu ada 250 prajurit TNI yang diminta untuk membantu dan mendampingi masyarakat memperbaiki rumahnya yang rusak," ujarnya.

Rapat evaluasi pemanfaatan dana stimulan tersebut juga dihadiri Komandan Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah rusak yang juga Komandan Korem 132/Tadulako, Kolonel Infanteri Agus Sasmita.

Sasmita mengatakan pihaknya selalu siap jika dibutuhkan kapan dan dimana saja.

"Kami hadir bukan untuk menghambat masyarakat memperbaiki rumahnya yang rusak, tapi justru untuk mempercepat," katanya.

Baca juga: Pemprov evaluasi rehab rekon bencana Sulteng

Ia mengaku pesimis dana stimulan tahap satu untuk memperbaiki 4.522 unit rumah rusak milik korban bencana di Pasigala dapat termanfaatkan 100 persen dalam waktu dekat jika tidak dilakukan pembenahan, evaluasi dan perbaikan terhadap hal-hal yang menghambat masyarakat dalam menggunakan dana itu.

"Baru sekitar 140-an dari 4.522 unit rumah rusak yang selesai diperbaiki sejak tujuh bulan lalu. Ini tantangan kita semua. Pak Gubernur Sulteng sudah menyusun SK (Surat Keputusan) agar TNI bisa mbantu supaya perkembangan dan percepatannya bisa lebih baik daripada sebelumnya," ujarnya.

Bantuan dana stimulan perbaikan rumah rusak bagi korban bencana di Pasigala diberikan berdasarkan tingkat kerusakannya. Rusak berat mendapat bantuan dana stimulan Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta.***