Dinkes : Prevalensi demam keong di Poso tinggal 0,11 persen

id schistosomiasis,schisto

Dinkes : Prevalensi demam keong di Poso tinggal 0,11 persen

Tim survei penyakit schistosomiasis di Dataran Lindu, Kabupaten Sigi (antara)

Intinya pemberantasan penyakit keong ini kita keroyok. Kita juga melatih guru dan aparat desa setempat dan penyuluh pertanian untuk berantas penyakit ini
Poso (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mengklaim penyakit demam keong (schistosomiasis) di dataran Lore telah menurun menjadi 0,11 persen dari sebelumnya pada 2017 prevalensinya masih berkisar 1,2 persen. 

Sementara tahun 2018 prevalensi schistosomiasis kembali menurun menjadi 0,36 persen.

"Hasil survei akhir tahun 2019, prevalensinya sudah berangsur turun dari tahun sebelumnya menjadi 0,11 persen. Semoga ke depan bisa terus menurun," kata Kepala Dinas Kesehatan Poso dr Taufan Karwur, di Poso, Senin.

Dia mengatakan keberhasilan itu merupakan hasil kerja sama antara semua pihak yang terkait baik dinas dan juga masyarakat setempat. 

Baca juga: Sulteng bebas schistosomiasis pada 2021

Selain itu upaya Dinas Kesehatan Poso melakukan pengobatan masal, survei tinja, serta Gerakan Masyarakat Mandiri Berantas Keong Schistosomiasis (Gemaberaksi) yang telah lama di bentuk sudah membuahkan hasil.

"Intinya pemberantasan penyakit keong ini kita keroyok. Kita juga melatih guru dan aparat desa setempat dan penyuluh pertanian untuk berantas penyakit ini," akunya.

Schistosomiasis juga dikenal demam keong adalah penyakit yang disebabkan cacing parasit jenis schistosoma japonicum di Indonesia sering disebut cacing schisto. 

Di Indonesia, penyakit ini hanya ada di Kabupaten Sigi di dataran Lindu dan Kabupaten Poso di dataran tinggi Napu, Besoa dan Bada atau dikenal dataran Lore.***

Baca juga: Poso bentuk kelompok 'Gemaberaksi' untuk berantas keong schistosomiasis