Poso bentuk kelompok 'Gemaberaksi' untuk berantas keong schistosomiasis

id Poso,schisto,keong,lore

Poso bentuk kelompok 'Gemaberaksi' untuk berantas keong schistosomiasis

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Poso dr Taufan Karwur (Antaranews Sulteng/Feri Timparosa)

Eradikasi demam keong di Poso ditargetkan tuntas pada 2025
Poso (Antaranews Sulteng) - Pemerintah daerah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, membentuk kelompok-kelompok gerakan masyarakat mandiri berantas schistosomiasis (Gemaberaksi) di Kecamatan Lore (Napu dan Bada) untuk mempercepat eradikasi penyakit demam keong atau schistosomiasis di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Poso dr Taufan Karwur yang ditemui di kantornya di Poso, Rabu, mengatakan kelompok-kelompok gemaberaksi itu diharapkan mendukung pencapaian target penuntasan penyakit demam keong pada 2025.

"Gemaberaksi itu merupakan gerakan masyarakat mandiri, dimana masyarakat diajak untuk berpatisipasi dan diberdayakan untuk memberantas fokus keong," ujarnya.

Gerakan ini telah dimulai dari Desa Tomihipi, Kecamatan Lore Tengah, sementara di tingkat kecamatan, pihak Dinkes telah malakukan pertemuan dan juga membuat surat pernyataan dukungan warga.

Kelompok itu akan bertanggung jawab dalam memberantas penyakit keong yang ada di sekitarnya.
  
Dalam bekerja, gemaberaksi akan melakukan bersih-bersih di lokasi fokus keong sekali dalam setiap dua minggu yakni pada Sabtu pagi.

Baca juga: Pemkab Poso fokus musnahkan schistosomiasis
Baca juga: Warga Lore Kota Poso minum massal obat schisto
Baca juga: Poso gelar minum obat massal schistosomiasis


Sebelum turun lapangan, anggota kelompok akan mendapat pengarahan mengenai teknik membesihkan fokus berkembangbiaknya keong selaku medium cacing schisto serta bagaimana membuat saluran irigasi agar keong itu tidak lagi ada cacing schistonya.

Pembentukkan dan aktivitas lapangan kelompok-kelompok gemaberaksi itu, kata Taufan, mendapat dukungan penuh dari beberapa Organisasi Perangkat Daerah(OPD) terkait.

"Jadi selain diberikan obat pencegah demam keong, masyarakat diharuskan membersihkan lingkungan sehingga tidak ada kemungkinan lagi mereka infeksi kembali," kata Taufan.

Menurut dia, yang terjadi selama ini adalah masyarakat yang sudah sembuh namun ketika dia beraktifitas kembali di lokasi fokus keong, yang bersangkutan akhirnya terinfekasi kembali.

Lokasi fokus keong schistosomiasis di dataran Napu saat ini sekitar 243 titik dan Bada 26 titik dan di Desa Tomihipi sendiri ada 8 titik. Hasil survei tahun 2017, jumlah warga yang terserang penyakit ini sekitar 0,81 persen dari populasi total di lima kecamatan di daerah Napu dan Bada.
Bupati Poso Darmin Sigilipu mencoba alat penyemprot racun pembasmi keong peyebar cacing schistosoma saat mengunjungi Tiongkok. (Antarasulteng.com/Istimewa)