Palu (ANTARA) - Balai Konservasi Sumberdaya alam (BKSDA) Sulawesi Tengah menyatakan donasi yang dibuka oleh salah satu pemerhati reptil asal Australia Matthew Nicholas Wright untuk menyelamatkan Buaya Berkalung Ban (B3) merupakan inisiatif dari dia sendiri.
''Kami tidak pernah membicarakan mengenai donasi itu (crowfunding). Kalau Matt melakukan donasi terbuka itu, adalah keinginan dan tanggungjawabnya,'' kata Kepala Satgas Penyelamatan Buaya Berkalung Ban Palu, Haruna di Palu, Kamis.
Saat ini, pemerhati reptil asal Australia tersebut diketahui telah kembali ke Kota Palu. Menurut Haruna, kedatangannya kali ini untuk melihat kondisi Sungai Palu.
''Dia ingin melihat kondisi sungai apakah memungkinkan untuk dilanjutkan kembali penangkapan B3 untuk melepaskan ban yang masih belum lepas dari lehernya," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya,
Matthew Nicholas Wright, salah satu ahli buaya asal Australia membantu mengumpulkan dana untuk proses evakuasi buaya yang terlilit ban bekas sepeda motor di Palu, Sulawesi Tengah.
Hal itu terlihat dari postingannya di salah satu situs crowdfunding & fundraising yakni Gofundme.
Dalam donasi yang diunggah pada tanggal 14 Februari 2020, ia menyebutkan dana itu diperuntukkan untuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, dalam membantu tim konservasi yang kekurangan sumber daya.
''Teman-teman, BKSDA Sulteng telah meminta bantuan kami untuk mengumpulkan dana yang sangat dibutuhkan untuk membantu tim konservasi yang kekurangan sumber daya mereka,'' tulis Matthew dalam unggahannya.
Terlihat dari situs donasi tersebut, saat ini dana yang telah dikumpulkan untuk menyelamatkan buaya berkalung ban ini telah mencapai 1.910 dollar AS
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini dirinya tengah bekerjasama dengan BKSDA untuk mencoba menyelamatkan buaya yang lehernya terperangkap ban di Sungai Palu, Sulawesi Tengah. tidak hanya itu, ia juga mendidik tim BKSDA setempat, bagaimana teknik penangkapan dan penanganan yang aman.
''Pada saat yang sama kami membantu mendidik tim BKSDA setempat dalam teknik penangkapan dan penanganan yang aman," tulisnya.*