Liga Belarusia panen "cuan" di tengah pandemi virus corona

id liga belarusia,alexander lukashenko,olahraga terdampak corona,bate borisov,dinamo minsk

Liga Belarusia panen "cuan" di tengah pandemi virus corona

Para pemain BATE Borisov, salah satu klub yang tetap berkompetisi di Liga Belarusia di tengah pandemi global virus corona. (ANTARA/Twitter@FCBATE)

Jakarta (ANTARA) - Liga Belarusia panen cuan atau keuntungan dari hak siar di berbagai negara setelah memutuskan untuk tetap melanjutkan kompetisi di tengah pandemi virus corona yang melanda dunia.

Hampir semua liga-liga top di Eropa memutuskan untuk menangguhkan kompetisi mereka karena pandemi COVID-19, tetapi hal itu tidak terjadi di Belarusia yang didukung penuh oleh Presiden Alexander Lukashenko.




Lukashenko bahkan tidak menempuh langkah imbauan jaga jarak kepada warganya, yang diterapkan hampir semua negara di dunia, dan ia sendiri mengklaim masih rutin bermain hoki es bersama koleganya.

"Lebih baik mati berdiri ketimbang bertekuk lutut mempertahankan hidup," katanya selepas main hoki es kepada stasiun televisi lokal yang dilansir Reuters, Minggu malam.

"Tidak ada virus di (lapangan) ini... saya tak melihatnya," ujar presiden yang berkuasa sejak 1994 itu menambahkan.



Kendati mungkin hanya BATE Borisov dan Dinamo Minsk yang namanya cukup dikenal di kancah global, keputusan melanjutkan kompetisi membuat Liga Belarusia mendapatkan banyak pemasukan dari pembelian hak siar baru di sedikitnya 10 negara termasuk Rusia, Israel dan India, yang tak lagi bisa menikmati liga-liga top Eropa karena corona.

Operator Liga Belarusia juga masih mengizinkan para suporter untuk menyaksikan langsung pertandingan tim-tim kesayangan mereka di stadion.

Meningkatnya popularitas Liga Belarusia di tengah corona, menyisakan harapan bahwa para penggemar kulit bundar sedunia nantinya akan tetap sesekali memperhatikan kompetisi negara bekas wilayah Uni Soviet itu ketika nantinya sepak bola bergengsi berlanjut lagi.

Belarusia hingga saat ini baru melaporkan 94 kasus positif corona seturut data laman resmi WHO per 29 Maret, tetapi tak menempuh banyak langkah pencegahan berarti.