Kadisdik Palu sesalkan masih ada sekolah tidak patuh
Palu (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu Drs H Ansyar Sutiadi M.Si menyayangkan masih ada sekolah yang tidak membangun komunikasi baik dengan orang tua siswa sehingga masih ada siswa yang datang ke sekolah saat pemerintah kota setempat telah memperpanjang pengalihan belajar dari sekolah ke rumah sampai tanggal 24 April 2020.
"Mestinya dengan keluarnya edaran gubernur dan wali kota terkait belajar siswa dari sekolah ke rumah untuk mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 harusnya dipatuhi oleh pihak sekolah dan para orang tua siswa," kata Ansyar di Palu, Selasa.
Sebelumnya salah satu sekolah dasar Inpres di Jalan Tombolotutu, Kecamatan Mantikulore, Palu, sebagian siswanya telah masuk sekolah bahkan dengan guru dan tenaga kependidikan di sekolah itu pada 30 Maret 2020.
Sekolah tersebut akhirnya membubarkan siswanya setelah didatangi Kapolsek Palu Timur AKP Laata, didampingi Kanit Binmas Iptu Setiarja dan anggota kepolisian lainnya.
Setelah menegur dan memberikan pemahaman, pihak sekolah akhirnya memulangkan semua siswanya saat itu juga.
Ansyar mengatakan hal itu terjadi karena pihak sekolah belum memberitahu ke seluruh orang tua siswa tentang perpanjangan libur dan pengalihan belajar dari sekolah ke rumah.
"Sekarang tidak ada lagi sekolah yang masuk," katanya.
Sebelumnya pemerintah kota telah meliburkan siswa dari 17 sampai tanggal 29 Maret 2020, dan kembali diperpanjang sampai 24 April 2020.
"Kami berharap hal ini tidak terjadi lagi dan kami minta supaya kepala sekolah mematuhi imbauan ini dan disampaikan ke orang tua siswa," katanya.
Ansyar mengatakan kebijakan tersebut ditempuh pemerintah guna memutus rantai penyebaran COVID-19 yang jumlah pasien dalam pemantauan terus bertambah.
Data Pusdatina COVID-19 Sulteng menyebutkan hingga 31 Maret pukul 16.00 Wita jumlah PDP telah mencapai 29 orang, tiga positif dan satu meninggal dunia, sementara ODP telah mencapai 113 orang.
Kasus terbesar terdapat di Kota Palu yakni 16 PDP, tiga positif, dan satu meninggal dunia.
Sementara ODP terbanyak di Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 42 orang.
"Mestinya dengan keluarnya edaran gubernur dan wali kota terkait belajar siswa dari sekolah ke rumah untuk mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 harusnya dipatuhi oleh pihak sekolah dan para orang tua siswa," kata Ansyar di Palu, Selasa.
Sebelumnya salah satu sekolah dasar Inpres di Jalan Tombolotutu, Kecamatan Mantikulore, Palu, sebagian siswanya telah masuk sekolah bahkan dengan guru dan tenaga kependidikan di sekolah itu pada 30 Maret 2020.
Sekolah tersebut akhirnya membubarkan siswanya setelah didatangi Kapolsek Palu Timur AKP Laata, didampingi Kanit Binmas Iptu Setiarja dan anggota kepolisian lainnya.
Setelah menegur dan memberikan pemahaman, pihak sekolah akhirnya memulangkan semua siswanya saat itu juga.
Ansyar mengatakan hal itu terjadi karena pihak sekolah belum memberitahu ke seluruh orang tua siswa tentang perpanjangan libur dan pengalihan belajar dari sekolah ke rumah.
"Sekarang tidak ada lagi sekolah yang masuk," katanya.
Sebelumnya pemerintah kota telah meliburkan siswa dari 17 sampai tanggal 29 Maret 2020, dan kembali diperpanjang sampai 24 April 2020.
"Kami berharap hal ini tidak terjadi lagi dan kami minta supaya kepala sekolah mematuhi imbauan ini dan disampaikan ke orang tua siswa," katanya.
Ansyar mengatakan kebijakan tersebut ditempuh pemerintah guna memutus rantai penyebaran COVID-19 yang jumlah pasien dalam pemantauan terus bertambah.
Data Pusdatina COVID-19 Sulteng menyebutkan hingga 31 Maret pukul 16.00 Wita jumlah PDP telah mencapai 29 orang, tiga positif dan satu meninggal dunia, sementara ODP telah mencapai 113 orang.
Kasus terbesar terdapat di Kota Palu yakni 16 PDP, tiga positif, dan satu meninggal dunia.
Sementara ODP terbanyak di Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 42 orang.