Pengamat: kompetisi sepak bola usia muda perlu digalakkan lebih masif
Jakarta (ANTARA) - Pengamat sepak bola Indonesia Mohamad Kusnaeni mengatakan kompetisi sepak bola usia muda di tanah air perlu digalakkan lebih masif sebagai model pembinaan yang efektif dalam melahirkan pemain berkualitas untuk timnas Indonesia.
"Kesempatan seluas-luasnya harus diberikan semua pihak yang ingin ikut menggelar kompetisi atau turnamen usia muda," ujarnya ketika dihubungi melalui sambungan telpon di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan keberhasilan timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF 2024 serta bagaimana menciptakan pemain-pemain muda berkualitas ke depan untuk melanjutkan tren kemajuan timnas.
Ia mengatakan, pembinaan pemain timnas melalui turnamen usia muda adalah cara yang paling efektif dibandingkan dengan training camp jangka
menengah dan jangka panjang.
Pendekatan training camp ke Eropa maupun wilayah Asia barat, kata dia, memang cukup membantu dalam upaya meraih prestasi namun membutuhkan banyak biaya dan mengorbankan banyak waktu pemain.
Oleh sebab itu, ia melanjutkan, metode pembinaan harus diperkuat adalah melalui turnamen usia muda yang perlu digelar secara masif di berbagai wilayah tanah air.
"Kompetisi usia muda itu juga harus berkonsep kerja bersama atau keroyokan," ujarnya.
Pengamat sepak bola yang akrab disapah Bung Kus itu mengatakan, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tetap menjalankan kompetisi untuk para anggotanya, tetapi kesempatan harus dibuka kepada semua pihak yang ingin ikut menggelar kompetisi atau turnamen usia muda.
Bibit pemain muda, kata dia, itu tersebar di ribuan kampung di berbagai penjuru tanah air sehingga belum tentu terpantau oleh PSSI dan klub-klub.
"Jadi, sekali lagi, ke depan PSSI harus lebih serius menggulirkan kompetisi usia muda secara masif. Libatkan semua stakeholders yang punya kepedulian, jangan menjadi eksklusif atau menutup diri," pungkasnya.
"Kesempatan seluas-luasnya harus diberikan semua pihak yang ingin ikut menggelar kompetisi atau turnamen usia muda," ujarnya ketika dihubungi melalui sambungan telpon di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan keberhasilan timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF 2024 serta bagaimana menciptakan pemain-pemain muda berkualitas ke depan untuk melanjutkan tren kemajuan timnas.
Ia mengatakan, pembinaan pemain timnas melalui turnamen usia muda adalah cara yang paling efektif dibandingkan dengan training camp jangka
menengah dan jangka panjang.
Pendekatan training camp ke Eropa maupun wilayah Asia barat, kata dia, memang cukup membantu dalam upaya meraih prestasi namun membutuhkan banyak biaya dan mengorbankan banyak waktu pemain.
Oleh sebab itu, ia melanjutkan, metode pembinaan harus diperkuat adalah melalui turnamen usia muda yang perlu digelar secara masif di berbagai wilayah tanah air.
"Kompetisi usia muda itu juga harus berkonsep kerja bersama atau keroyokan," ujarnya.
Pengamat sepak bola yang akrab disapah Bung Kus itu mengatakan, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tetap menjalankan kompetisi untuk para anggotanya, tetapi kesempatan harus dibuka kepada semua pihak yang ingin ikut menggelar kompetisi atau turnamen usia muda.
Bibit pemain muda, kata dia, itu tersebar di ribuan kampung di berbagai penjuru tanah air sehingga belum tentu terpantau oleh PSSI dan klub-klub.
"Jadi, sekali lagi, ke depan PSSI harus lebih serius menggulirkan kompetisi usia muda secara masif. Libatkan semua stakeholders yang punya kepedulian, jangan menjadi eksklusif atau menutup diri," pungkasnya.