Gasperini sebut detil kecil kerap jadi pembeda Atalanta dan PSG

id gian piero gasperini, atalanta,liga champions,psg

Gasperini sebut detil kecil kerap jadi pembeda Atalanta dan PSG

Ekspresi manajer Atalanta Gian Piero Gasperini saat mendampingi timnya menghadapi Paris Saint-Germain dalam laga perempat final Liga Champions di Stadion da Luz, Lisbon, Portugal, Rabu (12/8/2020) waktu setempat. (ANTARA/AFP/POOL/Rafael Marchante)

Saya hanya bisa berterima kasih atas kerja keras para pemain. Kami hanya berjarak sejengkal (dari kemenangan)
Jakarta (ANTARA) - Manajer Atalanta Gian Piero Gasperini menilai timnya sangat dekat untuk memastikan kemenangan dalam laga perempat final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain tetapi detil kecil kerap jadi pembeda di kompetisi itu.

Sejak menit ke-26, Atalanta merawat mimpi untuk melangkah melalui gol semata wayang Mario Pasalic dan keunggulan itu susah payah mereka pertahankan dalam laga yang digelar di Stadion da Luz, Lisbon, Portugal, Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

"Saya hanya bisa berterima kasih atas kerja keras para pemain. Kami hanya berjarak sejengkal (dari kemenangan)," kata Gasperini dalam komentar pascalaga dilansir laman resmi UEFA.

Sayangnya, keunggulan 1-0 itu gagal dipertahankan oleh Atalanta yang tak mampu keluar dari tekanan hampir sepanjang babak kedua, terlebih setelah PSG mengirim masuk Kylian Mbappe.

Pada menit-menit akhir pertandingan Marquinhos dan Eric Maxim Choupo-Moting mencetak gol untuk membalikkan keadaan dan PSG menang 2-1 di Stadion da Luz, Lisbon, Portugal, Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

"Seringkali dalam Liga Champions detil-detil kecil jadi faktor pembeda," katanya menambahkan.

"Entah itu situasi bola mati, momentum ataupun beberapa situasi, detil-detil itu yang kerap menentukan siapa yang melaju dan siapa yang tersingkir," ujarnya melengkapi.



Kekalahan itu menyudahi kisah manis debut Atalanta di Liga Champions, yang diawali tiga kekalahan tetapi berbalik jadi kejutan ketika mereka lolos dari fase penyisihan Grup C.

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia juga sedikit banyak mengubah peruntungan Atalanta, sebab UEFA memutuskan mengubah fase perempat final menjadi ditentukan satu laga saja.

Atalanta akhirnya mengikuti jejak Juventus sebagai tim Italia berikutnya yang disingkirkan dari kompetisi musim ini oleh wakil Prancis.