Dewan Pers ingatkan media dan humas tetap jaga kredibilitas informasi

id dewan pers,mohammad nuh,konvensi nasional humas

Dewan Pers ingatkan media dan humas tetap jaga kredibilitas informasi

Tangkapan layar Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh pada seminar virtual yang mengusung tema "Transformasi digital, peluang atau ancaman bagi perusahaan pers?" pada HUT ke-23 Lembaga Pers DR Soetomo (LPDS), Kamis (23/07/2020). ANTARA Foto/Suriani Mappong

Karena kalau tidak, maka nanti yang terjadi akan yang namanya, entah itu misinformasi, entah itu disinformasi, entah itu malainformasi. Kalau itu yang terjadi, maka bukan mencerdaskan yang didapat, tetapi pembodohan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh mengingatkan media dan humas untuk menjaga kredibilitas dari informasi yang disampaikan kepada masyarakat.

"Karena kalau tidak, maka nanti yang terjadi akan yang namanya, entah itu misinformasi, entah itu disinformasi, entah itu malainformasi. Kalau itu yang terjadi, maka bukan mencerdaskan yang didapat, tetapi pembodohan," tutur Mohammad Nuh dalam webinar rangkaian acara Konvensi Nasional Humas (KNH) 2020 di Jakarta, Sabtu.

Dalam menjaga agar informasi yang disampaikan kredibel atau dapat dipercaya, ia menekankan humas harus menguasai substansi dan bukan sekadar menjadi corong penyebar informasi.

Selain menguasai substansi, humas dikatakannya mesti menggunakan bahasa dan tutur kata yang baik dalam menyampaikan informasi serta memahami situasi dan beretika saat menyampaikan informasi.

"Kalau itu bisa dilakukan, insyaAllah kawan-kawan di Perhumas (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia) akan menjadi jembatan antara perusahaan anda dan masyarakat secara keseluruhan. Di tengahnya ada yang namanya media itu," kata Mohammad Nuh.

Ia pun mengingatkan agar humas tidak hanya menyampaikan informasi mengenai suatu kebijakan atau produk tertentu milik perusahaan, melainkan memanfaatkan produk tersebut untuk mencerdaskan masyarakat.

Dalam menjadikan produk perusahaan sebagai alat mencerdaskan bangsa, Mohammad Nuh menyebut diperlukan penguatan pola pikir terkait pentingnya memiliki data yang lengkap dan didukung ilmu pengetahuan.

"Informasi semata itu belum bisa mencerdaskan kehidupan bangsa kita, yang bisa mencerdaskan itu adalah pengetahuan," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.