3.000 ton beras petani di Poso tidak terserap pasar

id Beras, gabah, petani, petani Poso, hargaberas, berasanjlok, Sulteng, Bulog,Suratno, pemkabposo, sulteng

3.000 ton beras petani di Poso  tidak terserap pasar

Beras petani hanya tertumpuk di gudang penggilingan padi di Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso yang tidak terserap di pasaran akibat harga anjlok, Rabu (16/3/2021). ANTARA/HO/Dinas Pertanian Poso

Poso (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, melalui Dinas Pertanian setempat menyebutkan sekitar 3.000 ton beras petani saat ini hanya tertumpuk di gudang penggilingan karena tidak terserap pasar.
 
"Tidak terserapnya beras di pasaran karena tidak ada pembeli, sehingga diperkirakan ada 3.000 ton beras tertampung di gudang penggilingan padi," ujar Kepala Dinas Pertanian Poso Suratno di Poso  Selasa.
 
Dia menjelaskan beras petani yang tertumpuk di gudang tersebut, sudah berlangsung sejak awal Februari 2021 atau saat masa panen raya pada lahan petani seluas 1.400 hektare lebih. 
 
"Saat ini kami telah berkoordinasi dengan Bulog Poso guna mencari solusi agar beras tersebut dapat terserap  di pasaran," ujar Suratno.
 
Kepala Cabang Perum Bulog Poso Irfan Faisal mengatakan pihaknya telah turun lapangan melakukan peninjauan sekaligus menyosialisasikan pembelian beras kepada pengumpul dan distributor. 
 
Dia mengatakan Bulog akan membeli beras petani sesuai peraturan harga pembelian pemerintah (HPP) senilai Rp8.300 per kilogram di gudang penyimpanan logistik dengan kualitas medium dan kerusakan di bawah 20 persen.
 
"Meskipun begitu, tidak semua beras petani dapat dibeli, karena berbagai pertimbangan, di antaranya memperhatikan kualitas produksi sesuai standar medium, atau kerusakan di bawah 20 persen," ucap Irfan
 
Ia mengemukakan pihaknya saat ini sudah membeli sebanyak 100 ton lebih beras petani di Kecamatan Poso Pesisir dan telah berada di gudang logistik.
 
"Sudah ada beras yang diantar langsung petani di gudang kami, sesuai standar medium dan harga, sebanyak 100 ton lebih yang akan kami bayar," kata Irfan menambahkan.
 
Dia memaparkan, petani di kabupaten Poso berkeinginan agar Bulog membeli seluruh hasil panen mereka yang saat ini masih tertampung di gudang penggilingan padi. 
 
Ia juga menjelaskan alasan Bulog membatasi pembelian beras yang tidak berkesesuaian dengan standar medium, karena tidak akan bertahan lama saat disimpan di gudang logistik.

"Justru kemudian beras dengan kualitas rendah tidak dapat disalurkan ke masyarakat karena sudah rusak," ujarnya.
 
Ia menambahkan gudang logistik Bulog setempat saat ini telah menampung beras sebanyak 1.700.ton.