Depok (ANTARA) - Ketua Penggiat Keluarga Penggita Keluarga (GiGa) Indonesia Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si menyatakan bahwa adiksi tik tok merupakan ketelanjangan sosial yaitu fenomena dimana hilangnya aspek moralitas terkait dengan apa yang dipertontonkan, diinformasikan dan disuguhkan dalam media sosial.
"Akses terhadap gadget dan internet, nilai atau aturan keluarga dan lingkungan sosial merupakan faktor penentu terjadinya ketelanjangan sosial," kata Euis Sunarti dalam acara Webinar Populer “Kartini Menangis” Adiksi Tik Tok dan Harkat Martabat Perempuan", Minggu.
RA.Kartini memperjuangkan pendidikan dan pengajaran bagi perempuan dalam rangka mengangkat harkat dan martabat perempuan. Karena perempuan mempunyai tugas besar yang utama yaitu sebagai pendidik umat manusia.
Kini, secara perlahan banyak perempuan terkikis rasa malu nya dengan tameng menghibur diri, melepas penat, sebagai ajang ikut-ikutan melalui aplikasi tiktok. Terbayangkan, bila Kartini melihat fenomena ini akan sedih dan menangis.
Sementara itu Ahli komunikasi media Dr (C) Eman Sulaeman Nasim, S.Sos., MH.MIPR mengatakan bahwa media sosial seperti tik tok mempunyai sisi positif dan negatif tergantung pemanfaatannya. Komunikasi dalam keluarga menjadi kunci mencegah perilaku adiksi Tik tok.
Ahli kesehatan mental Dr. dr. Fidiansjah Mursjid, Sp. KJ., MPH. memberi solusi cara mengatasi adiksi gadget adalah orang tua menjadi panutan bagi anak dalam bermedia sosial, memberi pola asuh yang baik, guru yang melatih life-skill, bila mengalami kecanduan atau berdampak negative maka cari bantuan segera.
Ustadz H. Fahmi Salim, Lc., MA. menyampaikan bahwa dalam Islam hiburan itu harus membawa kita senantiasa mengingat Allah dan tdak boleh ada hal-hal yang melanggar aturan syariat.
Untuk itu kata dia penggunaan Tik Tok dan medsos lainnya perlu dipastikan memberi manfaat atau membuat kerusakan bagi orang lain dengan cara menentukan tujuan, hindari ketidakpatutan walaupun hanya sekedar like, menggunakan bahasa yang baik dan ingat akan harkat dan martabat diri.