Kemendikbudristek targetkan 1.000 mahasiswa belajar di kampus ternama dunia

id IISMA,beasiswa mobiliitas internasional,dwi larso, nizam,pemerintah

Kemendikbudristek targetkan 1.000 mahasiswa belajar di kampus ternama dunia

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, dan Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Nizam, di Jakarta, Selasa (11/5). (ANTARA/Indriani)

Target pada tahun ini, kami sudah sepakat memberikan kesempatan belajar bagi 1.000 mahasiswa untuk belajar di kampus ternama. Ini merupakan kesempatan emas bagi adik-adik mahasiswa

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memberikan kesempatan bagi 1.000 mahasiswa untuk belajar selama satu hingga dua semester di perguruan tinggi ternama dunia.

“Target pada tahun ini, kami sudah sepakat memberikan kesempatan belajar bagi 1.000 mahasiswa untuk belajar di kampus ternama. Ini merupakan kesempatan emas bagi adik-adik mahasiswa,” ujar Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, dalam peluncuran International Student Mobility Awards (ISMA) yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan program ISMA merupakan program baru yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka. Melalui program itu, mahasiswa tingkat akhir bisa belajar satu hingga dua semester di kampus ternama dunia.

Beasiswa tersebut mencakupi biaya hidup bulanan, asuransi kesehatan, biaya tes PCR hingga biaya perguruan tinggi mitra dan juga tiket pesawat pulang pergi dari negara asal ke negara tujuan.

Untuk itu, dia meminta mahasiswa Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan baik tersebut untuk menimba ilmu di perguruan tinggi ternama dunia.

Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Nizam, mengatakan program tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa tingkat akhir yang mana bisa belajar selama satu hingga dua semester di kampus terbaik dunia.

Sejumlah keuntungan mengikuti program tersebut yakni mendapatkan pengalaman berkolaborasi dengan mahasiswa asing, kesempatan untuk mengejar kesempatan belajar di wilayah yang diinginkan, dan meningkatkan kompetensi digital dan siap untuk masa depan yang lebih baik.

Mahasiswa juga mendapatkan konversi kredit dari kampus di luar negeri terkait pembelajaran selama satu hingga dua semester tersebut, serta mendapatkan bimbingan dari dosen di kampus asal dan juga kampus tujuan.