Palu (ANTARA) -
BTNKT sebut pandemi COVID-19 ancam keberlangsungan pariwisata Togean
Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT) menyebut pandemi COVID-19 yang masih berkepanjangan sangat mengancam keberlangsungan kegiatan pariwisata di Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.
"Situasi ini sangat berdampak signifikan. Sejak berlakukannya pembatasan sosial berskala besar tahun 2020 hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro saat ini berdampak negatif terhadap pendapatan pelaku usaha pariwisata di Togean," kata Kepala BTNKT Bustang yang dihubungi dari Palu, Rabu.
Ia menyebutkan wisatawan berkunjung ke destinasi unggulan Sulteng pada Juli ini hanya sekitar 18 pengunjung, 12 orang di antaranya wisatawan nusantara (wisnus) dan enam orang wisatawan mancanegara (wisman).
Namun secara keseluruhan tujuh bulan terakhir atau sejak Januari-Juli 2021 jumlah kunjungan sekitar 132 wisatawan, terdiri dari 109 wisnus dan 23 orang wisman.
"Di momen libur Lebaran Idul Adha 1442 Hijriah tahun 2021 hanya satu hingga dua orang saja berkunjung, itu pun wisatawan lokal," ujar Bustang.
Ia menilai jika situasi pandemi COVID-19 masih terus berlanjut maka sangat berdampak negatif hingga mengancam sektor pariwisata Kepulauan Togean yang menjadi salah satu pariwisata kebanggaan Sulteng.
"Ancamannya adalah memengaruhi pendapatan usaha karena usaha pariwisata tentunya ada biaya pemeliharaan, penggajian karyawan. Jika pendapatan pelaku usaha semakin minim bisa jadi mengalami degradasi atau "gulung tikar" seperti yang terjadi terhadap sejumlah pelaku usaha pariwisata di Togean," kata Bustang.
Sejauh ini, kata dia, Balain TNKT tidak bisa berbuat banyak untuk mempertahankan keberlangsungan pariwisata, sebab pemerintah masih menerapkan PPKM sebagai bentuk pembatasan kegiatan masyarakat dalam rangka menekan laju penularan virus corona di tahan air.
Saat ini upaya dilakukan pihaknya, yakni berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten setempat mengikutsertakan karyawan-karyawan resort di destinasi wisata tersebut terlibat dalam kegiatan BTNKT, meskipun tidak berdampak langsung terhadap pelaku Usaha itu sendiri.
"Yang bisa kami lakukan sementara yakni melibatkan karyawan-karyawan ikut terlibat di kegiatan kami, tetapi kegiatan kami juga terbatas. Kami belum bisa berharap banyak di sektor ini," ungkap Bustang.
Ia menambahkan, pada situasi normal sebelumnya, BTNKT punya anggaran untuk kegiatan promosi pariwisata Togean, namun keadaan saat ini kegiatan pemerintah serba terbatas, dan percuma di lakukan promosi di situasi penerapan PPKM mikro.
"Tentunya kami mengikuti kebijakan pemerintah. Kami juga tidak bisa memaksakan sesuatu yang tidak sesuai prosedur," demikian Bustang.