Sebanyak 70 petani Sulteng ikuti pasar tani pamerkan produk lokal
Kota Palu (ANTARA) - Sebanyak 70 petani yang berada di wilayah Sulawesi Tengah menjual produk lokal pada kegiatan pasar tani yang digelar Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini dibuat sebagai upaya pemerintah mendekatkan para konsumen pada produk-produk lokal yang berkualitas.
"Upaya kita dari pemerintah provinsi untuk mendekatkan para petani sebagai produsen, dengan para konsumennya langsung tanpa perantara," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Tri Iriana Lamakampali kepada ANTARA di Kota Palu, Kamis.
Tri Iriana menjelaskan tujuan dari pasar tani antara lain untuk memperpendek penjualan guna mendapatkan harga yang layak bagi para petani. Sebab dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, petani rentan dimanfaatkan oknum-oknum tengkulak untuk memonopoli harga di pasaran.
Selain bagi para petani, keuntungan dari segi harga yang ditunjang dengan kualitas produk lokal, juga diperoleh para konsumen.
"Pasar murah ini langsung mempertemukan petani dan konsumen, karena itu harga di sini harus ada kepantasan bagi petani maupun konsumen. Yang pasti dibanding pasaran umumnya di sini lebih murah," jelasnya.
Saat ini kondisi ketahanan pangan bagi masyarakat Sulawesi Tengah dalam kondisi normal. Pihaknya menjamin antara kebutuhan dan ketersediaan bagi masyarakat masih akan terpenuhi hingga berakhirnya tahun 2021 nanti.
Hanya bawang merah yang hingga kini belum dapat dikendalikan dalam segi harga.
Ia menyebut dalam pasar tani, bawang merah dipatok dengan harga Rp20 ribu per kilogram, sedangkan harga pasaran dalam pantauan ANTARA, bawang merah ada pada harga Rp25 ribu per kilogram.
"Sesuai pantauan kami setiap bulan itu memang berpengaruh pada inflasi, tapi itu masih bisa ditekan," lanjutnya.
Pasar tani yang digelar Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura diikuti 70 petani lokal yang berasal dari wilayah Kota Palu, Parigi, Sigi dan Donggala.
Ditempat yang sama Petani asal Kelurahan Petobo, Kota Palu, Suwadi mengatakan kehadiran pasar tani memberikan dampak yang positif bagi komoditas yang dijajakannya.
"Kita bisa langsung ketemu dengan ibu-ibu rumahan, sementara kalau ke pasar kita hanya lewat pengepul dan juga pasti kita bersaing disana, jadi lebih baik kita disini saja harganya lebih pas dan tentu komoditas yang kita punya banyak laku," katanya, Kamis Pagi.
Suwadi juga menerangkan, hingga kini komoditas bawang merah dan bawang putih masih terus disuplai dari daerah-daerah tetangga, seperti Gorontalo dan Makassar.
Sementara komoditas lain semacam tomat dan cabai, para petani lokal masih mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sulawesi Tengah. Muhammad Izfaldi
Kegiatan ini dibuat sebagai upaya pemerintah mendekatkan para konsumen pada produk-produk lokal yang berkualitas.
"Upaya kita dari pemerintah provinsi untuk mendekatkan para petani sebagai produsen, dengan para konsumennya langsung tanpa perantara," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Tri Iriana Lamakampali kepada ANTARA di Kota Palu, Kamis.
Tri Iriana menjelaskan tujuan dari pasar tani antara lain untuk memperpendek penjualan guna mendapatkan harga yang layak bagi para petani. Sebab dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, petani rentan dimanfaatkan oknum-oknum tengkulak untuk memonopoli harga di pasaran.
Selain bagi para petani, keuntungan dari segi harga yang ditunjang dengan kualitas produk lokal, juga diperoleh para konsumen.
"Pasar murah ini langsung mempertemukan petani dan konsumen, karena itu harga di sini harus ada kepantasan bagi petani maupun konsumen. Yang pasti dibanding pasaran umumnya di sini lebih murah," jelasnya.
Saat ini kondisi ketahanan pangan bagi masyarakat Sulawesi Tengah dalam kondisi normal. Pihaknya menjamin antara kebutuhan dan ketersediaan bagi masyarakat masih akan terpenuhi hingga berakhirnya tahun 2021 nanti.
Hanya bawang merah yang hingga kini belum dapat dikendalikan dalam segi harga.
Ia menyebut dalam pasar tani, bawang merah dipatok dengan harga Rp20 ribu per kilogram, sedangkan harga pasaran dalam pantauan ANTARA, bawang merah ada pada harga Rp25 ribu per kilogram.
"Sesuai pantauan kami setiap bulan itu memang berpengaruh pada inflasi, tapi itu masih bisa ditekan," lanjutnya.
Pasar tani yang digelar Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura diikuti 70 petani lokal yang berasal dari wilayah Kota Palu, Parigi, Sigi dan Donggala.
Ditempat yang sama Petani asal Kelurahan Petobo, Kota Palu, Suwadi mengatakan kehadiran pasar tani memberikan dampak yang positif bagi komoditas yang dijajakannya.
"Kita bisa langsung ketemu dengan ibu-ibu rumahan, sementara kalau ke pasar kita hanya lewat pengepul dan juga pasti kita bersaing disana, jadi lebih baik kita disini saja harganya lebih pas dan tentu komoditas yang kita punya banyak laku," katanya, Kamis Pagi.
Suwadi juga menerangkan, hingga kini komoditas bawang merah dan bawang putih masih terus disuplai dari daerah-daerah tetangga, seperti Gorontalo dan Makassar.
Sementara komoditas lain semacam tomat dan cabai, para petani lokal masih mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sulawesi Tengah. Muhammad Izfaldi