Sigi, (Antaranews Sulteng) - Para petani di Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mulai beraktivitas kembali mengolah areal pertanian setelah dua bulan terhenti menyusul bencana alam gempa bumi pada 28 September 2018.
Haryono, salah seorang petani saat ditemui di Desa Jono Oge, Kecamatan Sigibiromaru, Jumat membenarkan sebagian petani sudah kembali mengolah lahan pertanian untuk menopang kehidupan keluarganya.
"Saya sendiri sudah beberapa hari ini mengolah lahan untuk ditanami berbagai jenis komoditas hortikultura," kata dia.
Lahan-lahan pertanian yang sebelumnya ditanami padi, kini dialihfungsikan sebagai areal tanaman hortikultura karena irigasi sudah rusak diterjang gempa bumi dan likuefaksi.
Hingga saat ini, pemerintah belum melakukan perbaikan jaringan irigasi yang rusak akibat terjangan bencana alam gempa bumi.
"Kita belum tahu kapan irigasi kembali diperbaiki oleh pemerintah," katanya.
Untuk sementara agar lahan tidak terlantar, petani menafaatkan sebagai lahan tanaman hirtikultura seperti cabai, tomat, bawang merah, terong, buncis, kacang panjang, bayam, kanggkung, dan kubis.
Hal senada juga disampaikan Nelson, petani yang tinggal di SP II Desa Sedera. Ia mengatakan petani di wilayah tersebut sudah kembali beraktivitas.
Desa Sidera dan Desa Jono Oge merupakan wilayah sentra produksi komoditas hortikultura di Kabupaten Sigi.
Hasil panen petani selama ini selain untuk memenuhi kebutuhan pasar setempat, juga dijual ke Kota Palu dan Kalimantan Timur (Kaltim).
Rata-rata penduduk yang ada di dua desa itu menggantungkan hidup keluarga mereka dari hasil-hasil pertanian baik beras maupun jagung dan komoditi hortikultura serta sayur-mayur.
Kondisi tanah yang ada di dua desa di jalur jalan poros Palu-Palolo-Napu sangat cocok bagi pengembangan komoditas hortikultura.
Bahkan, Desa Jono Oge selama beberapa tahun terakhir ini telah ditetapkan pemerintah sebagai lumbung pangan lestari di Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulteng.
Sebagian Desa Jono Oge dan Desa Sidera masuk lokasi likuefaksi saat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang tiga daerah di Sulteng yakni Kabupaten Donggala, Kota Palu, dan Sigi.
Meski jaringan irigasi rusak total, namun petani tetap mengolah lahan pertanian dengan menggunakan sumur pompa. "Yang penting ada air untuk menyirami?tanaman," ujar Nelson.
Berita Terkait
PLN hadirkan listrik andal untuk pertanian hortikultura di Indonesia
Kamis, 23 Desember 2021 15:31 Wib
Sebanyak 70 petani Sulteng ikuti pasar tani pamerkan produk lokal
Kamis, 18 November 2021 21:47 Wib
Bank Sulteng Sediakan Penyuluh Pertanian
Sabtu, 22 Juli 2017 12:58 Wib
Sigi Gagas Kawasan Hortikultura
Rabu, 25 Januari 2017 3:52 Wib
Petani Bolupontu Tidak Menanam Karena Kemarau
Senin, 7 September 2015 15:29 Wib
Petani Hortikultura Di Dataran Napu Merugi
Selasa, 1 September 2015 12:44 Wib
Produksi Holtikultura Sulbar Terancam Turun Akibat Kemarau
Jumat, 21 Agustus 2015 7:04 Wib
Larangan Impor Buah Dongkrak Harga
Selasa, 6 November 2012 17:24 Wib